Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Festival Sastra Saraswati Sewana 2025 Angkat Nilai Budaya Bali di Tengah Perkembangan Teknologi AI

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Festival Sastra Saraswati Sewana 2025 Angkat Nilai Budaya Bali di Tengah Perkembangan Teknologi AI
Foto: Festival Sastra Saraswati Sewana 2025 Angkat Nilai Budaya Bali di Tengah Perkembangan Teknologi AI(Sumber: ANTARA/Dewa Ketut Sudiarta Wiguna)

Pantau - Festival Sastra Saraswati Sewana 2025 resmi digelar di Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali, dengan mengangkat pentingnya revitalisasi nilai budaya Bali untuk merespons kemajuan teknologi, termasuk kecerdasan buatan (Artificial Intelligence atau AI).

Tri Wisesa Yoga Jadi Pegangan Budaya dalam Era Teknologi

AAGN Ari Dwipayana, penggagas festival sekaligus Ketua Yayasan Puri Kauhan Ubud, menyatakan bahwa festival ini menekankan pentingnya budaya sebagai pijakan dalam menghadapi dunia digital.

" Kami melihat kemajuan teknologi itu dengan tidak melupakan nilai luhur budaya Bali sebagai pegangan masa depan," ungkapnya.

Festival ini mengangkat nilai-nilai Tri Wisesa Yoga sebagai prinsip budaya Bali yang terdiri dari Satyam (kebenaran/kebaikan), Sivam (kesucian), dan Sundaram (keindahan/estetika).

Nilai-nilai tersebut dipandang sangat relevan untuk dipahami oleh generasi milenial dan Gen Z di tengah tantangan teknologi seperti AI, big data, robotic, dan virtual reality.

Ari juga menekankan pentingnya memahami alat ukur budaya yaitu patut, pantas, dan pangus (kecocokan), sebagai cara menilai apakah pemanfaatan teknologi sejalan dengan nilai budaya.

Budayawan Prof. Dr. I Wayan Didia menambahkan bahwa ketiga aspek Tri Wisesa Yoga tidak dapat dipisahkan satu sama lain.

"Tiga nilai itu saling melengkapi dan menjadi pedoman dalam perkembangan teknologi karena penggunaan teknologi perlu ada kejujuran," ujarnya.

Festival Sajikan Kolaborasi Budaya, Teknologi, dan Kreativitas Inovatif

Festival Saraswati Sewana 2025 merupakan pelaksanaan yang kelima, diawali dengan acara Dharma Panuntun pada Jumat, yaitu pembacaan tuntunan sastra agama oleh para sulinggih.

Agenda utama festival berlangsung pada 10–14 Juli 2025, dengan mengusung tema Brahmasara Bhawana Mukti, yang berarti pengembangan teknologi demi kemajuan peradaban.

Rangkaian acara meliputi diskusi seni, budaya, dan teknologi, pameran UMKM, serta kompetisi seni pertunjukan yang inovatif dan adaptif terhadap perkembangan zaman.

Sejumlah tokoh budaya dari Bali juga akan dianugerahi penghargaan atas kontribusinya dalam pelestarian dan pemajuan budaya Bali, khususnya dalam konteks penerapan teknologi.

Penulis :
Aditya Yohan