Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Mendikdasmen Ajak Pustakawan Jadi Perpustakaan Berjalan, Bukan Sekadar Penjaga Buku

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Mendikdasmen Ajak Pustakawan Jadi Perpustakaan Berjalan, Bukan Sekadar Penjaga Buku
Foto: Mendikdasmen Ajak Pustakawan Jadi Perpustakaan Berjalan, Bukan Sekadar Penjaga Buku(Sumber: ANTARA/Hana Kinarina.)

Pantau - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti mengajak pustakawan untuk bertransformasi menjadi perpustakaan berjalan dalam upaya meningkatkan literasi masyarakat di era modern.

Pustakawan Harus Aktif, Bukan Sekadar Penunjuk Letak Buku

Menurut Abdul Mu’ti, peran pustakawan seharusnya tidak terbatas sebagai penjaga koleksi atau fasilitator informasi, tetapi juga sebagai individu yang menghidupkan semangat literasi di tengah masyarakat.

"Menurut saya pustakawan tidak harus hanya hafal koleksi buku di mana perpustakaan itu punya, tapi dirinya sendiri juga harus menjadi perpustakaan berjalan," ujarnya dalam gelar wicara bertajuk Mengokohkan Jati Diri dan Peran Pustakawan melalui Penetapan 7 Juli sebagai Hari Pustakawan Indonesia di Perpustakaan Nasional, Jakarta.

Mu’ti menilai pustakawan harus mampu menjadi pengarsip kehidupan dan karakter tokoh inspiratif, yang bisa menjadi contoh dan motivasi bagi masyarakat luas.

Ia menegaskan bahwa pustakawan bukan sekadar penunjuk letak buku, melainkan pembaca awal yang sudah mengenal isi buku sebelum diterbitkan dan disimpan di perpustakaan.

"Karena itu, menurut saya, peran pustakawan itu harus meningkat dari sekadar insan-insan yang membantu pembaca menemukan letak buku menjadi perpustakaan berjalan karena dia sudah lebih dulu membaca buku sebelum pembaca lainnya," jelasnya.

Membaca, Merangkum, dan Menulis Ulang sebagai Tugas Literasi

Mu’ti juga mendorong agar pustakawan memiliki kemampuan untuk merangkum dan menulis ulang karakter maupun perjalanan hidup tokoh inspiratif, berdasarkan buku-buku yang telah mereka baca.

"Sebelum buku itu terbit, pustakawan sudah membacanya. Jadi kalau pustakawan setelah itu mau merangkum, menulis ulang juga bisa, karena ada sisi-sisi manusiawi tokoh yang kadang-kadang juga perlu diungkap sebagai inspirasi, tidak harus semuanya berupa pemikiran," tambahnya.

Ia menyebut, peran seperti ini sangat penting dalam membangun budaya literasi yang menyentuh sisi kemanusiaan, serta mampu menghidupkan nilai-nilai inspiratif di tengah masyarakat.

Pernyataan ini disampaikan bertepatan dengan momentum penetapan 7 Juli sebagai Hari Pustakawan Indonesia, yang diharapkan menjadi pengingat akan pentingnya peran pustakawan dalam memajukan sumber daya manusia berbasis literasi.

Penulis :
Aditya Yohan

Terpopuler