
Pantau - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti, mengusulkan penambahan program studi (prodi) perpustakaan di perguruan tinggi sebagai solusi atas kekurangan pustakawan di Indonesia.
Mu’ti menilai profesi pustakawan kurang populer dan minim perhatian publik, bahkan kerap disebut sebagai pekerjaan "di tengah sunyi".
"Oleh karena itu, maka ada tiga hal yang nanti coba kita lakukan, yang pertama, ini nanti kami akan bicara dengan Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) untuk prodi-prodi perpustakaan menurut saya perlu ditambah", ujarnya.
Pemerintah Siapkan Formasi dan Pelatihan Dasar
Upaya kedua yang diusulkan adalah pengangkatan pustakawan sebagai bagian dari tenaga kependidikan melalui penyediaan formasi resmi.
"Yang kedua, memang perlu ada keberpihakan dari pemerintah, seperti yang disampaikan oleh Ketua Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI), untuk ada pengangkatan pustakawan sebagai bagian dari tenaga kependidikan, ada formasinya disediakan", ungkap Mu’ti.
Pemerintah juga akan memanfaatkan fasilitas balai guru penggerak untuk peningkatan mutu pustakawan di sekolah, tidak hanya untuk guru dan laboran.
Langkah ketiga adalah pelatihan pustakawan tingkat dasar bagi guru yang saat ini ditugaskan mengelola perpustakaan sekolah.
"Sekarang ini kan pustakawan di sekolah itu biasanya guru yang diberikan tugas tertentu. Ya ini masih bagus juga dalam situasi yang memang belum tersedia, paling tidak guru itu ada yang ditugaskan, tetapi guru ini harus dilatih, nanti tinggal format pelatihannya apakah dalam bentuk misalnya pelatihan singkat pustakawan tingkat dasar", jelasnya.
Para guru tersebut sejatinya tidak berprofesi sebagai pustakawan, melainkan hanya melaksanakan tugas kepustakawanan secara fungsional.
Untuk menyukseskan program ini, Kemendikdasmen akan bekerja sama dengan Perpustakaan Nasional (Perpusnas) dan Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI) dalam menyelenggarakan pelatihan kepustakawanan bagi guru.
- Penulis :
- Aditya Yohan