
Pantau - Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) menerima tambahan dana sebesar Rp1,8 triliun dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) untuk memperkuat program riset dan hilirisasi hasil penelitian.
“Kami dari Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi sudah mendapatkan dana tambahan untuk riset senilai Rp1,8 triliun yang diberikan oleh mitra kami, LPDP,” ungkap Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Stella Christie dalam peresmian ASEAN-China Center of Excellent for Metallurgy and Marine Resources di Universitas Hasanuddin, Makassar.
Dana riset sebelumnya sudah dialokasikan melalui APBN, dan tambahan dari LPDP ini disebut membuka peluang lebih luas bagi para peneliti untuk mengembangkan riset yang berdampak bagi negara.
Fokus pada 28 Sektor Strategis dan Hilirisasi Produk Riset
Kemendiktisaintek akan meluncurkan program grand call terbaru yang memperluas cakupan Badan Inovasi, Riset, dan Pengabdian Masyarakat (BIMA), dengan fokus pada riset prioritas nasional di 28 sektor.
Sektor tersebut antara lain pertambangan, kemaritiman (terutama rumput laut), gas alam, kehutanan, dan ketahanan pangan.
“Kami rencanakan peluncuran grand call yang termasuk di dalamnya riset prioritas nasional ini kurang lebih dua minggu ke depan,” ujarnya.
Riset-riset tersebut akan diarahkan pada proses hilirisasi, agar produk hasil penelitian tidak berhenti sebagai prototipe, tetapi dapat dimanfaatkan secara luas.
“Kami lihat sudah banyak sekali prototipe atau hasil riset, tapi belum dihilirisasikan. Jadi kami akan khususkan dana untuk bagaimana menghilirisasikannya,” tambahnya.
Langkah ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang Kemendiktisaintek untuk memastikan hasil riset berkontribusi langsung terhadap pembangunan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf