
Pantau - Wakil Ketua Komisi II DPR RI Dede Yusuf menekankan pentingnya Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) meningkatkan pendidikan politik, khususnya bagi generasi muda, guna memperkuat partisipasi demokrasi menjelang Pemilu mendatang.
"Salah satu tugas terbesar KPU dan Bawaslu itu adalah justru bagaimana melakukan pendidikan politik kepada masyarakat, terutama generasi muda," ungkapnya dalam rapat kerja bersama KPU dan Bawaslu.
Ia menilai pentingnya memberikan pemahaman politik sejak dini kepada pemilih pemula agar tidak hanya bergantung pada informasi media sosial.
"Itu menjadi sangat urgen, sangat krusial. Konteksnya adalah jangan sampai pemilih pemula mendapatkan informasi hanya dari media sosial. Ini saya pikir hal yang perlu kita pikirkan saat ini," tegas Dede.
Ajak Stakeholder Aktif dalam Digitalisasi Pendidikan Politik
Dede mendukung pemanfaatan digitalisasi dan media sosial dalam pendidikan politik, namun menekankan pentingnya melibatkan seluruh pemangku kepentingan.
"Saya sepakat dengan pendapat kawan-kawan untuk penggunaan digitalisasi, termasuk media sosial dan juga informasi-informasi lain itu harus melibatkan stakeholders," ujarnya.
Terkait anggaran, Dede mengungkapkan bahwa Rencana Kerja Anggaran (RKA) dan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) KPU dan Bawaslu tahun 2026 telah menyesuaikan dengan kebijakan efisiensi dari pemerintah.
"Rata-rata cukup besar efisiensinya. Hanya saya melihat bahwa pendalaman itu akan kami butuhkan karena 2026 ini belum ada kegiatan-kegiatan yang menonjol dalam konteks kepemiluan," jelasnya.
KPU Terus Jalankan Sosialisasi untuk Pemilih Pemula
Ketua KPU RI Mochammad Afifuddin menjelaskan bahwa KPU telah menjalankan program prioritas berupa sosialisasi untuk pemilih pemula dan kelompok rentan.
"Di program kami juga salah satu yang menjadi catatan penting program prioritas kami, yaitu pendidikan pemilih pemula dan kelompok rentan. Intinya sosialisasi," ungkapnya.
Ia menyebut KPU di tingkat kabupaten/kota telah melakukan berbagai inovasi, termasuk menjadi pembina acara di sekolah dan memanfaatkan media seperti podcast serta komunitas hobi.
"Misal banyak KPU kabupaten/kota yang datang ke sekolah menjadi pembina acara dan seterusnya. Ini bagian dari upaya pendidikan pemilih dan sosial, termasuk memanfaatkan kelompok-kelompok hobi yang ada, podcast, dan seterusnya," tambah Afif.
Afif menegaskan pentingnya pelaksanaan sosialisasi secara berkelanjutan, tidak hanya menjelang pemilu.
"Semua inovasi sedang dilaksanakan dengan semua keterbatasannya," tutupnya.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf