Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Gelombang Pasang Perparah Banjir di Musim Kemarau, 30.000 Warga Mataram Terdampak

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

Gelombang Pasang Perparah Banjir di Musim Kemarau, 30.000 Warga Mataram Terdampak
Foto: Gelombang Pasang Perparah Banjir di Musim Kemarau, 30.000 Warga Mataram Terdampak(Sumber: ANTARA/HO-PLN.)

Pantau - Wali Kota Mataram Mohan Roliskana menyatakan bahwa gelombang pasang akibat fase bulan besar memperparah banjir yang melanda enam kecamatan di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, meskipun saat ini sedang memasuki musim kemarau.

"Ketika terjadi air cukup besar dari arah hulu tidak bisa dibuang ke laut karena terjadi pasang," ungkap Mohan pada Senin (7/7).

Ia menilai banjir ini sebagai anomali cuaca yang harus menjadi catatan penting bagi pemerintah daerah.

"Banjir yang terjadi di musim kemarau, anomali seperti ini pernah terjadi tetapi tidak seperti ini -dampaknya-. Ini bersamaan dengan air laut pasang, sehingga memang selalu begitu fenomenanya," tambahnya.

30.000 Jiwa Terdampak, Satu Orang Meninggal

Banjir yang terjadi dalam beberapa hari terakhir berdampak pada sekitar 6.700 kepala keluarga atau sekitar 30.000 jiwa.

Satu orang dilaporkan meninggal dunia akibat tersengat listrik saat banjir melanda.

Pemerintah Kota Mataram menyatakan akan fokus dalam dua hari ke depan pada proses evakuasi korban serta perbaikan infrastruktur jalan agar aktivitas masyarakat dapat segera pulih.

Beberapa kendaraan yang jatuh ke sungai akibat terseret arus banjir saat ini sedang dalam proses penarikan, untuk memudahkan pembersihan sungai dari tumpukan sampah yang menyumbat aliran air.

Wali Kota juga menegaskan komitmen untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kondisi lingkungan, regulasi pemanfaatan lahan, dan kebiasaan masyarakat seperti membuang sampah ke sungai.

BMKG: Banjir Dipicu Rob dan Hujan Lebat

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pada 4 Juli 2025 telah mengeluarkan peringatan dini terkait potensi banjir rob di pesisir Nusa Tenggara Barat yang berlaku sejak 5 hingga 16 Juli 2025.

Peringatan itu berkaitan dengan fase bulan purnama pada 10 Juli 2025 yang meningkatkan ketinggian permukaan laut akibat pengaruh gravitasi bulan.

Dua hari setelah peringatan tersebut, hujan lebat mengguyur Kota Mataram selama sekitar enam jam.

BMKG mencatat bahwa sekitar 4,2 miliar liter air hujan turun di wilayah Kota Mataram.

BMKG mengidentifikasi empat faktor utama yang memicu hujan dengan intensitas sedang hingga lebat dan menyebabkan banjir:

  • Aktifnya gelombang atmosfer frekuensi rendah
  • Kelembaban udara tinggi pada lapisan 850 hingga 700 milibar sebesar 70–90 persen
  • Labilitas atmosfer yang kuat mendukung proses konvektif lokal
  • Nilai reflektivitas radar lebih dari 30 dBZ di wilayah Kota Mataram dan Kabupaten Lombok Barat
Penulis :
Ahmad Yusuf
Editor :
Tria Dianti