Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Pemerintah Jayapura Prioritaskan Anak Yatim Piatu dan Keluarga Tidak Mampu dalam Program Sekolah Rakyat 2025

Oleh Shila Glorya
SHARE   :

Pemerintah Jayapura Prioritaskan Anak Yatim Piatu dan Keluarga Tidak Mampu dalam Program Sekolah Rakyat 2025
Foto: Bupati Jayapura Yunus Wonda (sumber: ANTARA/Agustina Estevani Janggo)

Pantau - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jayapura, Provinsi Papua, mengumumkan bahwa Program Sekolah Rakyat yang akan mulai dijalankan pada tahun 2025 akan memprioritaskan penerimaan anak-anak yatim piatu dan keluarga kurang mampu.

Program ini dirancang sebagai upaya pemerintah daerah untuk menjamin hak pendidikan bagi anak-anak yang rentan putus sekolah akibat kondisi ekonomi dan sosial keluarga.

Sekolah Inklusif dengan Sistem Asrama

Bupati Jayapura, Yunus Wonda, menegaskan bahwa Sekolah Rakyat akan menjadi ruang belajar yang inklusif dan terbuka bagi semua anak.

"Sekolah Rakyat ini kita rancang agar menjadi ruang belajar yang inklusif, dan anak-anak yatim piatu harus menjadi prioritas utama dalam penerimaan siswa," ungkapnya.

Program ini akan berlokasi di Toare, Distrik Waibhu, Kabupaten Jayapura, dengan target kapasitas hingga 1.000 siswa.

Sekolah akan dikelola menggunakan sistem asrama, dan seluruh kebutuhan siswa akan ditanggung oleh negara.

"Dalam sekolah ini anak-anak akan dididik dan dijamin semua kebutuhan sekolahnya, makannya hingga pakaiannya dijamin semuanya," ia mengungkapkan.

Proses Seleksi Ketat dan Pendataan Terstruktur

Para siswa yang akan diterima di Sekolah Rakyat akan melalui proses pendataan yang ketat.

Langkah ini dilakukan untuk memastikan bahwa penerima manfaat benar-benar merupakan anak-anak yatim piatu atau dari keluarga tidak mampu.

"Kami ingin pastikan semua anak, tanpa terkecuali dapat memperoleh haknya untuk bersekolah, apalagi mereka yang sudah kehilangan orang tua dan tidak punya penopang ekonomi," ujar Bupati Yunus.

Ia menambahkan, “Kami ingin anak-anak tetap dapat belajar dan punya masa depan, meskipun mereka datang dari kondisi yang sulit tetapi mereka berhak untuk mendapatkan pendidikan yang layak.”

Penulis :
Shila Glorya