
Pantau - Pemerintah mencatat stok beras nasional menembus 4,2 juta ton per 16 Juli 2025. Jumlah ini menjadi rekor tertinggi sepanjang sejarah pengelolaan cadangan beras di Indonesia.
Kementerian Pertanian (Kementan) mempercepat penyaluran bansos 360 ribu ton dan mendistribusikan 1,3 juta ton beras SPHP. Dua langkah ini dilakukan untuk menjaga pasokan di pasar dan menekan harga agar tetap stabil.
"Dengan langkah ini, harga beras dipastikan akan turun," kata Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman kepada awak media di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (16/7/2025).
Di tengah kelimpahan stok, Mentan Amran mengungkap temuan manipulasi kualitas beras yang merugikan konsumen. Dari 268 sampel di sentra produksi padi, sebanyak 212 tidak memenuhi standar mutu dan dijual di atas HET.
Pemeriksaan dilakukan oleh 13 laboratorium independen di seluruh wilayah. Investigasi menyasar kualitas kemasan, kesesuaian label, dan harga di pasaran.
"Ini bukan sekadar beras oplosan. Ini manipulasi kualitas yang merugikan masyarakat," ujar Amran.
Pihaknya telah melaporkan temuan ini ke Satgas Pangan dan Kejaksaan Agung. Sebanyak 26 merek telah diperiksa, dan 40 merek tambahan segera menyusul. Hasil pengawasan menunjukkan 90 persen produk tidak sesuai standar.
Pemerintah mengapresiasi pelaku usaha yang secara sukarela menarik produk dari pasar dan menyesuaikan harga dengan kualitas sebenarnya.
Awasi Kualitas Beras
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indonesia mengalami surplus beras lebih dari 3 juta ton dibandingkan total konsumsi. Mentan Amran memastikan tak ada potensi kelangkaan beras hingga akhir tahun.
"Stok tidak boleh menumpuk di gudang. Semua harus segera disalurkan ke masyarakat. Harga harus mengikuti kualitas berasnya," tegas Amran saat menjawab pertanyaan wartawan soal distribusi beras nasional.
Mentan Amran menyebut potensi kerugian akibat penjualan beras biasa sebagai premium bisa mencapai Rp99 triliun per tahun. Ini terjadi karena selisih harga dan pencatutan label premium yang menyesatkan konsumen.
"Pangan itu sektor vital. Jangan dimainkan. Ada subsidi negara di dalamnya. Kita harus jaga," tutur Mentan Amran.
Mentan Amran mengimbau masyarakat lebih selektif saat membeli beras dan segera melapor jika menemukan kejanggalan di pasar. Dia juga berjanji bakal terus memantau ketat dan menyisir seluruh lini distribusi beras.
"Jangan rugikan konsumen. Kita bela 286 juta rakyat Indonesia. Kami akan periksa terus," tandasnya.
- Penulis :
- Khalied Malvino