Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

BRIN Kukuhkan Lima Profesor Riset Baru dari Berbagai Kepakaran Ilmiah

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

BRIN Kukuhkan Lima Profesor Riset Baru dari Berbagai Kepakaran Ilmiah
Foto: (Sumber: Sidang Terbuka Pengukuhan dan Orasi Ilmiah Profesor Riset akan dilaksanakan di Auditorium Soemitro Djojohadikusumo, BRIN, Jakarta, Rabu (16/7/2025). ANTARA/Sean Filo Muhamad.)

Pantau - Majelis Profesor Riset Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) resmi mengukuhkan lima profesor riset baru dari berbagai kepakaran pada Rabu, 16 Juli 2025.

Pengukuhan ini menjadi kali kedua yang dilakukan BRIN sepanjang tahun 2025.

Kelima profesor riset tersebut berasal dari bidang kesuburan tanah, biosistematika serangga, epidemiologi penyakit tidak menular, teknik penginderaan jauh, dan teknologi elektrokimia.

"Prosesi sidang terbuka pengukuhan profesor riset merupakan bentuk nyata kontribusi positif BRIN dalam mencapai keunggulan sumber daya manusia Indonesia", ungkap perwakilan Majelis Profesor Riset BRIN.

Wakil Kepala BRIN, Amarulla Octavian, menyatakan bahwa bertambahnya jumlah profesor riset mencerminkan meningkatnya keunggulan dalam peradaban dan teknologi suatu bangsa.

Lima Profesor Riset dan Kiprahnya di Dunia Ilmu Pengetahuan

Kelima ilmuwan yang dikukuhkan sebagai profesor riset adalah A Arivin Rivaie, Djunijanti Peggie, Woro Riyadina, Parwati, dan Aris Mukimin.

Prof A Arivin Rivaie merupakan pakar kesuburan tanah dan nutrisi tanaman yang fokus pada pengelolaan pupuk fosfor di lahan kering masam.

"Hasil-hasil publikasi penelitiannya berkait aplikasi langsung fosfat alam sebagai sumber fosfor alternatif yang ditambah dengan bahan organik dan mikroba pelarut fosfor menjadi produk pupuk berbasis fosfat alam", ia mengungkapkan.

Prof Djunijanti Peggie mendalami riset tentang biodiversitas dan konservasi kupu-kupu Indonesia, serta telah menemukan tiga spesies baru dan dua subspesies baru.

Prof Woro Riyadina aktif meneliti penyakit tidak menular dengan pendekatan biopsikososial, dan berhasil menyusun sistem skoring kardiovaskular untuk stroke dan penyakit jantung koroner.

Model prediksi kardiovaskular yang dikembangkan Prof Woro dalam bentuk kartu risiko telah direkomendasikan ke Direktorat Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan RI.

Teknologi Satelit dan Elektrokimia untuk Kepentingan Lingkungan

Prof Parwati mengembangkan teknik ekstraksi informasi geo-bio-fisik lingkungan terestrial dengan teknologi smart monitoring berbasis satelit penginderaan jauh.

Penelitiannya bertujuan untuk membantu pengelolaan dan pencegahan kebakaran hutan dan lahan di Indonesia.

Sementara itu, Prof Aris Mukimin mengembangkan teknologi elektrokimia dari elektroda sacrificed dan unsacrificed dalam tiga model reaktor.

Inovasi tersebut ditujukan untuk menciptakan ekosistem air bersih yang berkelanjutan di Indonesia.

"Menjadi profesor bukan sekadar simbol prestasi, melainkan bentuk pengakuan atas kecakapan, profesionalisme, dan dedikasi yang mendalam terus-menerus dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi", ungkap salah satu profesor riset dalam sambutan pengukuhan.

Penulis :
Ahmad Yusuf
Editor :
Tria Dianti