
Pantau - Politeknik Energi dan Mineral (PEM) Akamigas di Cepu, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, kembali menegaskan komitmennya dalam mencetak sumber daya manusia (SDM) unggul di sektor energi melalui prosesi wisuda ke-54 yang digelar pada Kamis, 17 Juli 2025.
Sebanyak 287 lulusan Program Sarjana Terapan resmi diwisuda dalam acara yang turut dihadiri oleh Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, jajaran pimpinan daerah, mitra industri, dan keluarga wisudawan.
Kepala Badan Pengembangan SDM ESDM, Prahoro Yulijanto Nurtjahyo, menyampaikan apresiasi atas capaian para lulusan, dan menegaskan bahwa wisuda ini bukan hanya seremoni kelulusan, tetapi juga titik awal kontribusi nyata di industri energi.
Lulusan Siap Pakai dan Kompeten
Program Sarjana Terapan di PEM Akamigas berada langsung di bawah naungan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), dan terbuka bagi masyarakat umum dengan kurikulum yang dirancang berbasis kebutuhan industri riil.
Kurikulum tersebut merupakan perpaduan antara teori di ruang kelas dan praktik langsung di lapangan, yang menjadikan lulusan siap pakai dan memiliki daya saing tinggi.
Dari 287 lulusan tahun ini, sebanyak 87 orang atau sekitar 30 persen telah diterima bekerja sesuai bidang keahlian sebelum resmi diwisuda.
Selain itu, sebanyak 112 wisudawan berhasil lulus dengan predikat cumlaude, menandakan kualitas akademik dan profesionalisme yang tinggi.
"Keberadaan lembaga pendidikan vokasi seperti PEM Akamigas sangat strategis. Mereka tidak hanya mencetak tenaga kerja siap pakai, tetapi juga SDM yang unggul, kompeten, dan berdaya saing tinggi," ujar Menteri ESDM Bahlil Lahadalia dalam sambutannya.
Tantangan Energi dan Peran SDM Nasional
Bahlil menegaskan bahwa tenaga kerja Indonesia memiliki kualitas yang mampu bersaing, baik di tingkat nasional maupun internasional.
"Dalam tiga bulan terakhir, kami resmikan peningkatan lifting migas di Natuna, dan 99 persen tenaga kerjanya adalah anak-anak Indonesia," ungkapnya.
Ia juga menyoroti keberhasilan proyek produksi bersama ExxonMobil dan Pertamina di Cepu yang menghasilkan 30 ribu barel per hari, seluruhnya dijalankan oleh tenaga kerja dalam negeri.
Namun, Bahlil juga mengingatkan bahwa tantangan sektor energi nasional masih besar, terutama terkait ketergantungan impor minyak.
"Tahun 2024, lifting minyak nasional hanya mencapai 580 ribu barel per hari, sementara kebutuhan domestik mencapai 1,6 juta barel. Artinya, kita masih mengimpor sekitar 1 juta barel per hari. Total nilai impornya mencapai Rp500 triliun per tahun," tegasnya.
Untuk itu, peningkatan kapasitas dan kualitas SDM nasional dinilai sebagai kunci utama menghadapi persoalan tersebut dan menuju kemandirian energi di masa depan.
- Penulis :
- Aditya Yohan