
Pantau - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menjanjikan santunan kematian sebesar Rp150 juta per keluarga bagi korban tewas dalam insiden pembagian makan gratis pada acara syukuran pernikahan anaknya di Garut, Jawa Barat, Jumat siang.
Insiden Makan Gratis Berujung Tragedi
Kericuhan terjadi saat massa memadati Alun-Alun Garut dan Pendopo Kabupaten Garut dalam rangkaian acara Pesta Rakyat Garut yang merupakan bagian dari pernikahan Maula Akbar Mulyadi Putra, putra Dedi Mulyadi, dengan Luthfianisa Putri Karlina, Wakil Bupati Garut.
Desak-desakan di gerbang utama masuk ke Pendopo menyebabkan suasana menjadi tidak terkendali, sehingga terjadi tumpukan orang, termasuk anak-anak dan dewasa, hingga menyebabkan tiga korban jiwa.
Korban yang meninggal dunia adalah Vania Aprilia (8 tahun) warga Kelurahan Sukamentri, Kecamatan Garut Kota, Dewi Jubaedah (61 tahun), dan Bripka Cecep Saeful Bahri (39 tahun), anggota kepolisian yang turut berjaga di lokasi.
Pernyataan Gubernur dan Tanggung Jawab Moral
Gubernur Dedi Mulyadi menyampaikan bahwa santunan tersebut merupakan bentuk empati dan tanggung jawabnya sebagai pemimpin daerah.
"Barusan saya meminta staf saya untuk memberikan santunan sebesar Rp150 juta per keluarga. Ini bagian dari empati saya kepada warga. Pemimpin memang harus begitu," ungkapnya.
Ia juga mengakui tidak mengetahui secara detail jalannya acara tersebut karena dirinya sedang berada di Bandung menghadiri Sunda Karsa Fest: Pekan Kerajinan Jawa Barat 2025, bersama putri bungsunya, Ni Hyang.
"Namun, karena peristiwanya sudah terjadi, maka saya menyampaikan turut berduka cita. Semoga almarhum dan almarhumah diterima iman Islam-nya, diampuni segala dosanya, dan ditempatkan di tempat yang mulia di sisi Allah SWT dan keluarga ditambahkan pahalanya," ia mengungkapkan.
Dedi juga menyampaikan permohonan maaf atas nama anak dan menantunya.
"Saya atas nama Maula dan Putri, mohon maaf sebesar-besarnya atas peristiwa ini," ujarnya.
Pelajaran dan Evaluasi Kegiatan Massal
Gubernur Dedi menyebut insiden ini sebagai pelajaran penting bagi semua pihak bahwa kegiatan yang melibatkan massa harus direncanakan secara matang.
"Saya selalu mengimbau agar kegiatan tidak diselenggarakan di ruang sempit dengan jumlah orang yang terlalu banyak. Tapi, karena peristiwa ini sudah terjadi, saya bertanggung jawab terhadap seluruh aktivitas itu, meskipun diselenggarakan oleh kedua mempelai," jelasnya.
Sebagai bentuk tanggung jawab, Dedi menugaskan stafnya untuk langsung mendatangi lokasi kejadian dan memastikan penanganan terhadap keluarga korban dilakukan secepatnya.
Kepadatan massa terjadi saat pembagian makanan gratis dan panggung hiburan rakyat berlangsung, yang akhirnya memicu kericuhan di tengah antusiasme warga.
Status Hukum dan Tindak Lanjut
Hingga saat ini, belum ada pernyataan resmi mengenai proses hukum atau investigasi lanjutan dari pihak kepolisian terkait insiden tersebut.
Namun, Gubernur Dedi menyatakan dirinya akan bertanggung jawab penuh dan memastikan kejadian serupa tidak terulang.
- Penulis :
- Arian Mesa