
Pantau - Sejumlah peristiwa humaniora menarik terjadi pada Jumat (18/7), mulai dari kericuhan dalam pesta rakyat di Garut hingga komitmen pemerintah terhadap pendidikan dan kesehatan di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).
Ricuh di Pesta Pernikahan Wakil Bupati Garut, Tiga Orang Meninggal
Kegiatan pesta rakyat yang digelar dalam rangka pernikahan Wakil Bupati Garut, Luthfianisa Putri Karlina, dengan Maula Akbar, putra Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, berakhir ricuh.
Acara tersebut berlangsung di Alun-Alun Garut dan Pendopo Kabupaten Garut, dengan agenda hiburan serta makan gratis bagi masyarakat.
Kericuhan terjadi saat massa berdesakan di gerbang utama menuju kawasan Pendopo.
Akibatnya, tiga orang dilaporkan meninggal dunia dalam insiden tersebut.
Wapres Gibran Titipkan Harapan untuk Sekolah Ramah Anak
Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menyampaikan pesan kepada Kepala Sekolah Rakyat Sentra Terpadu Prof. Dr. Soeharso di Solo, Jawa Tengah.
Pesan tersebut menekankan pentingnya menciptakan lingkungan sekolah yang membuat siswa senang dan nyaman belajar.
Kepala sekolah, Septhina, mengatakan, "Mas Wapres menitipkan kepada saya, yang penting anak-anak kerasan dulu. Jadi, mereka senang di sini, enggak minta pulang dulu, karena ini baru Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah."
Pemerintah Fokus pada Akses Pendidikan dan Kesehatan di Wilayah 3T
Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) tengah menyiapkan skema Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) untuk anak-anak yang tinggal di wilayah 3T.
Menurut Dirjen Pendidikan Vokasi, Pendidikan Khusus, dan Layanan Khusus, Tatang Muttaqin, program ini menyasar anak-anak yang memiliki keterbatasan akses karena faktor geografi, ekonomi, dan sosial.
Banyak anak di wilayah 3T juga harus menjadi tulang punggung keluarga sehingga sulit mengakses pendidikan formal.
Di sisi lain, komitmen terhadap layanan kesehatan di wilayah terpencil juga ditunjukkan oleh bidan bernama Ilen di Mentawai.
Ia melakukan pelayanan keliling dari dusun ke dusun, menempuh jarak setengah hingga dua kilometer dengan berjalan kaki melintasi perbukitan untuk menjangkau warga yang tidak bisa datang ke Polindes.
Rumahnya juga difungsikan sebagai titik utama pelayanan kesehatan.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menegaskan pentingnya akses kesehatan yang merata di seluruh Indonesia.
Ia menyatakan, “Kita ingin masyarakat di pulau-pulau juga punya akses ke layanan kesehatan yang sama seperti di Jakarta. Itu tugas saya: good access, easy access, good quality, and affordable price (akses yang baik, mudah, berkualitas, dan terjangkau).”
- Penulis :
- Aditya Yohan