
Pantau - TNI Angkatan Laut (TNI AL) melalui Komando Armada Republik Indonesia (Koarmada RI) bekerja sama dengan Perkumpulan Insan Maritim Andalan (PIMA) mengenalkan metode budidaya ikan bioflok kepada nelayan Muara Angke sebagai solusi alternatif mendapatkan ikan tanpa harus melaut.
Metode ini ditujukan untuk membantu para nelayan yang kerap kesulitan melaut karena faktor cuaca buruk atau kerusakan kapal, sehingga mereka tetap bisa memperoleh ikan segar dan menjaga pendapatan.
Kolam Ikan Bioflok Bisa Dibuat di Mana Saja
Asisten Potensi Maritim Pangkoarmada RI, Laksamana Pertama TNI Budi Mulyadi, menjelaskan bahwa metode bioflok sangat mudah diterapkan dan tidak memerlukan fasilitas yang rumit.
"Kolam budidaya itu kan memerlukan tempat. Kolamnya itu bisa dipasang dimana saja dan pembuatannya pun sangat mudah," ungkapnya.
Bioflok merupakan teknik budidaya ikan dalam kolam buatan yang dapat dipasang di berbagai lokasi. Setelah kolam selesai dibuat, nelayan hanya perlu menempatkan bibit ikan serta air dengan perlakuan khusus agar ikan bisa berkembang biak secara cepat dan sehat.
Jenis ikan yang cocok dibudidayakan dengan metode ini adalah ikan air tawar seperti lele dan nila.
Menurut Budi, meskipun hasilnya tidak sebanyak hasil tangkapan di laut, metode ini tetap dapat mendukung ekonomi para nelayan, terutama saat tidak memungkinkan untuk melaut.
TNI AL bersama Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) akan memberikan edukasi langsung kepada masyarakat tentang teknik pengembangbiakan ikan menggunakan sistem bioflok.
Kolam Percontohan dan Pendampingan oleh PIMA
Sekretaris Jenderal PIMA, Agus Arifin, mengungkapkan bahwa saat ini pihaknya telah membangun empat kolam bioflok percontohan di kawasan Muara Angke sebagai bentuk nyata kerja sama dengan TNI AL.
"Kita pasti mencarikan lahan, tempat, untuk bisa kita wujudkan apa yang menjadi program kerja dari TNI dengan KKP juga," ujarnya.
Selain penyediaan fasilitas, PIMA juga akan memberikan pendampingan teknis kepada warga yang ingin memulai budidaya ikan dengan sistem bioflok.
Agus berharap program ini dapat menjadi tonggak awal perubahan pola pikir masyarakat nelayan yang selama ini hanya bergantung pada hasil tangkapan laut.
"Ini merupakan salah satu langkah awal karena kan kita melihat masyarakat kita masih tahunya melaut. Mereka masih belum terbiasa dengan budaya bioflok. Makanya ini akan kita kembangkan," ia menambahkan.
Penerapan metode bioflok menjadi satu dari empat tujuan utama dalam program Serbuan Maritim yang digagas oleh Pangkoarmada RI Laksamana Madya TNI Denih Hendrata.
Tiga tujuan lainnya adalah membersihkan lingkungan laut, melibatkan generasi muda dalam pengembangan sektor maritim, serta meningkatkan kesejahteraan nelayan melalui kegiatan bakti sosial.
- Penulis :
- Shila Glorya