billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Penyeberangan Ketapang–Gilimanuk Tetap Berjalan Normal Meski Jalur Gumitir Ditutup, Kemenhub Tegaskan Prioritas Keselamatan

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Penyeberangan Ketapang–Gilimanuk Tetap Berjalan Normal Meski Jalur Gumitir Ditutup, Kemenhub Tegaskan Prioritas Keselamatan
Foto: (Sumber: Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyatakan penyeberangan Ketapang-Gilimanuk normal meski jalur Gumitir ditutup. ANTARA/HO-Humas Kemenhub)

Pantau - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memastikan bahwa operasional penyeberangan Ketapang–Gilimanuk tetap berjalan normal meskipun Jalur Gumitir yang menghubungkan Banyuwangi dan Jember ditutup sementara untuk perbaikan menyeluruh sejak 17 Juli 2025.

Direktorat Jenderal Perhubungan Laut (Ditjen Hubla) menegaskan bahwa pelayanan transportasi laut di Pelabuhan Ketapang tidak dihentikan, dan keselamatan pelayaran tetap menjadi prioritas utama bagi penumpang maupun kapal.

“Data terakhir menunjukkan aktivitas bongkar muat di semua dermaga masih berlangsung lancar dengan muatan yang didominasi oleh kendaraan barang atau logistik,” ungkap Kemenhub.

27 Kapal Beroperasi, Pemeriksaan Kapal Diperketat Pascainsiden

Saat ini, total 27 kapal melayani lintasan Ketapang–Gilimanuk:

  • 19 kapal dioperasikan di Dermaga MB I hingga IV,
  • 7 kapal di Dermaga LCM,
  • 1 kapal perbantuan beroperasi di Dermaga Bulusan, Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi.

Pasca insiden tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya, Ditjen Hubla telah melakukan pengecekan teknis menyeluruh terhadap kapal-kapal jenis LCT (Landing Craft Tank) yang beroperasi di Dermaga LCM.

Pemeriksaan dilakukan secara ketat tanpa kompromi untuk memastikan seluruh aspek keselamatan ditaati, termasuk batas muatan maksimal 300 ton atau setara 6 truk tronton per kapal.

Kemenhub menegaskan bahwa kelaikan kapal merupakan prinsip mutlak yang tidak bisa dinegosiasikan.

Antrean Kendaraan Meningkat, Imbauan untuk Pengguna Jasa

Penutupan Jalur Gumitir menyebabkan lonjakan arus kendaraan logistik yang dialihkan melalui rute alternatif menuju Pelabuhan Ketapang, menimbulkan antrean panjang dan kepadatan lalu lintas di area pelabuhan.

Tingginya jumlah kendaraan yang ingin menyeberang ke Bali serta wilayah timur seperti Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT) turut memperparah kondisi tersebut.

Kemenhub mengimbau para pengguna jasa, khususnya pengemudi logistik, untuk terus memperbarui informasi kondisi jalan dan mengikuti pengaturan lalu lintas dari petugas di lapangan.

“Masyarakat dimohon untuk bersabar, mengikuti arahan petugas, dan selalu memprioritaskan keselamatan selama dalam perjalanan,” bunyi imbauan resmi Kemenhub.

Langkah Strategis Kemenhub Atasi Kepadatan

Untuk mengatasi tingginya permintaan dan mempercepat layanan penyeberangan, Kemenhub telah mengambil sejumlah langkah strategis, antara lain:

Penambahan armada kapal yang sudah mulai dioperasikan,

  • Percepatan proses bongkar muat di pelabuhan,
  • Penyesuaian armada sesuai kapasitas dermaga,
  • Koordinasi intensif dengan pemangku kepentingan,
  • Rencana penambahan kapal tambahan dalam waktu dekat.

Dengan langkah-langkah ini, Kemenhub berharap penyeberangan tetap berjalan lancar dan aman meski terjadi gangguan pada jalur darat utama.

Penulis :
Aditya Yohan