
Pantau - Nelayan di Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo, tetap menjalankan aktivitas melaut meskipun Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan dini tsunami sebagai dampak dari gempa besar yang terjadi di Rusia.
Gempa tersebut berpotensi memicu tsunami di sejumlah wilayah Indonesia timur, termasuk Gorontalo, Papua, dan Maluku.
Mas'ati Timur, seorang nelayan asal Desa Malambe, Kecamatan Ponelo Kepulauan, menyatakan bahwa kondisi laut saat ini masih cukup tenang meski sedang memasuki musim angin selatan.
"Saat ini suasana laut cukup tenang di tengah cuaca angin selatan. Laut masih cukup bersahabat untuk melaut, tidak ada tanda-tanda ombak besar maupun kepanikan di antara para nelayan," ungkapnya.
Peringatan Disebar, Warga Tetap Tenang
Kepala Desa Ponelo, Tommy Buheli, menjelaskan bahwa informasi peringatan dini tsunami telah diterima melalui pesan singkat dari BMKG yang disebarkan lewat grup WhatsApp.
" Aktivitas warga masih normal, apalagi saat ini cuaca panas terik dan hembusan angin sepoi-sepoi," ujarnya.
Sebagai langkah antisipasi, pihak desa tetap menyebarluaskan informasi kepada masyarakat melalui pengeras suara masjid.
"Kewaspadaan tinggi tetap berlaku, namun warga tetap tenang, diimbau tidak panik," tambahnya.
Tommy menjelaskan bahwa wilayah Ponelo Kepulauan telah beberapa kali mengadakan pelatihan kewaspadaan dini terhadap bencana gempa dan tsunami.
"Kami juga telah membuat jalur evakuasi menuju perbukitan, sehingga ketika terjadi bencana, warga sudah tahu tentang bagaimana mengantisipasi hal-hal yang perlu dilakukan pasca-bencana untuk meminimalisir dampak," tuturnya.
BMKG sebelumnya menyampaikan bahwa status peringatan tsunami berada dalam kategori waspada dan meminta masyarakat di wilayah pesisir untuk menjauhi pantai hingga situasi dinyatakan aman.
- Penulis :
- Aditya Yohan