
Pantau - Pemerintah melalui Kementerian Pertanian mengapresiasi kontribusi sektor swasta dalam pengelolaan limbah peternakan sapi menjadi energi terbarukan di Kabupaten Blitar, Jawa Timur.
Wakil Menteri Pertanian RI, Sudaryono, meresmikan fasilitas biogas berkapasitas 12.000 meter kubik milik Greenfields Indonesia, yang diklaim sebagai reaktor biogas terbesar di sektor peternakan sapi perah di Indonesia.
"Fasilitas biogas dengan kapasitas 12.000 m³ ini bukan hanya menjadi bukti komitmen sektor swasta dalam pengelolaan limbah yang ramah lingkungan, tetapi juga merupakan kontribusi nyata dalam mendukung program energi baru terbarukan nasional," ungkapnya.
Pengelolaan Limbah Jadi Energi dan Pupuk Organik
Fasilitas ini mengelola limbah dari 10.000 ekor sapi dengan teknologi biodigester yang menghasilkan rata-rata 7.200 m³ gas metana per hari.
Gas tersebut dapat digunakan untuk menghasilkan energi listrik sebesar 15.800 kilowatt-jam per hari serta dikembangkan menjadi gas cair terkompresi bernilai ekonomi tinggi.
Limbah hasil proses juga dimanfaatkan menjadi pupuk organik cair untuk tanaman rumput odot, yang digunakan sebagai pakan sapi.
Pupuk tersebut turut dimanfaatkan untuk budidaya tanaman kopi lokal di sekitar peternakan yang kini telah memiliki sertifikasi organik, meningkatkan nilai jualnya.
General Manager Farm Greenfields Dairy Indonesia, Richard A. Slaney, menyampaikan bahwa sistem ini dibangun selama hampir dua tahun dan dirancang mengikuti standar baku mutu limbah terbaru.
Sistem ini juga membuka peluang pengajuan kredit karbon atas kontribusinya dalam pengurangan emisi.
Komitmen Keberlanjutan dan Dorongan Pemerintah
CEO Greenfields Indonesia, Akhil Chandra, menegaskan komitmen perusahaannya terhadap prinsip Greenfields Farming Philosophy yang menekankan produksi bertanggung jawab dan berkelanjutan.
"Fasilitas biogas ini semakin menggarisbawahi komitmen kami pada pilar keberlanjutan, khususnya dalam memanfaatkan limbah peternakan sapi perah menjadi energi baru dan terbarukan, menciptakan nilai tambah bagi lingkungan dan masyarakat sekitar, serta bentuk kepatuhan terhadap peraturan perundangan yang berlaku," jelasnya.
Sudaryono berharap inisiatif serupa dapat menjadi contoh bagi pelaku usaha peternakan lainnya di seluruh Indonesia.
"Terus kolaborasi dan berinovasi untuk mewujudkan pertanian yang efisien, berdaya saing, dan berkelanjutan demi ketahanan pangan dan energi bangsa," ia menegaskan.
Ia juga menyampaikan bahwa transformasi pertanian dan peternakan modern tidak hanya fokus pada produksi, tapi juga pada solusi terhadap limbah sebagai bagian dari pertanian berkelanjutan.
“Ke depannya, kami terus mendorong kolaborasi dengan berbagai pihak untuk mengoptimalkan limbah peternakan sebagai sumber daya yang bernilai dan mendorong penerapan praktik peternakan modern yang lebih bertanggung jawab, sehingga bersama-sama kita dapat mewujudkan masa depan Indonesia yang lebih berkelanjutan dan rendah emisi,” pungkas Sudaryono.
- Penulis :
- Arian Mesa