
Pantau - Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi) Nezar Patria menegaskan bahwa strategi baru dalam pembangunan talenta digital Indonesia merupakan langkah penting untuk menjawab disrupsi kecerdasan buatan (AI) dan tantangan global dalam ekonomi digital.
Nezar menyampaikan bahwa membentuk ekosistem sumber daya manusia yang memahami dan menguasai teknologi terkini sangat krusial, terutama seiring dengan perluasan jaringan konektivitas digital di tanah air.
"Kita harus bisa mendapatkan konektivitas yang bermakna dan hanya bisa didapat lewat talenta yang unggul dalam soal digital. Inovasi-inovasi dalam soal digital hanya bisa diperkuat oleh talenta digital yang mumpuni," ungkapnya.
Indonesia Perlu Mencontoh Langkah Tiongkok dalam Pengembangan AI
Dalam keterangannya, Nezar menyoroti langkah strategis yang diambil negara lain seperti Tiongkok, yang tetap mampu membangun platform AI lokal meskipun menghadapi larangan penggunaan teknologi tinggi dari Amerika Serikat.
Ia menyebut Tiongkok mengalami momen penting dalam pengembangan AI saat program AlphaGo mengalahkan grandmaster Go, yang kemudian mendorong negara tersebut mengucurkan hampir 70 persen dana riset dan inovasi ke sektor AI.
"Tiongkok, misalnya, mengalami semacam momen Sputnik ketika AlphaGo mengalahkan grandmaster Go. Sejak saat itu, mereka mengucurkan hampir 70 persen dana riset dan inovasi ke sektor AI," katanya.
Kolaborasi Lintas Sektor Jadi Kunci Kedaulatan Digital Indonesia
Menurut Nezar, Indonesia tidak bisa hanya menjadi konsumen teknologi asing. Ia menekankan pentingnya mendorong produksi pengetahuan dan inovasi lokal sebagai bentuk kedaulatan digital nasional.
"Talenta digital bukan sumber daya, dia adalah aset strategis. Kalau kita gagal membangun talenta digital kita, kita hanya akan menjadi penonton dari pertumbuhan ekonomi digital dunia," tegas Nezar.
Ia mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk tidak berjalan sendiri-sendiri dalam menghadapi tantangan digital, tetapi membangun kolaborasi lintas sektor yang terintegrasi.
"Transformasi digital tidak bisa dilakukan sendiri oleh pemerintah. Harus kerja kolaboratif, lintas sektor, gotong royong. Pemerintah, industri, lembaga riset, dan masyarakat semua harus jalan bareng," ia mengungkapkan.
- Penulis :
- Shila Glorya