
Pantau - Parade budaya dalam rangka Jakarta World Folklore Festival (JWFF) 2025 digelar meriah di area Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) atau Car Free Day (CFD) di sepanjang Jalan Sudirman-Thamrin, Jakarta, pada Minggu pagi.
Acara ini diikuti oleh delegasi dari lima negara yakni Bulgaria, Korea Selatan, Jepang, India, dan Rusia, serta berbagai sanggar seni binaan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Gubernur Jakarta Pramono mengatakan bahwa parade budaya ini menjadi tonggak awal dari tradisi baru di ibu kota.
"Pada hari ini kami memulai tradisi baru, hadir berkesenian, berkebudayaan dari lima negara yaitu Bulgaria, Korea Selatan, Jepang, India dan Rusia. Tradisi seperti ini akan terus kami lakukan untuk menyemarakkan Jakarta sebagai kota global yang berbudaya," kata Pramono.
Menuju Jakarta sebagai Kota Global Berbasis Kebudayaan
Pramono menjelaskan bahwa Jakarta sedang diarahkan menjadi kota global, dan kebudayaan menjadi salah satu kekuatan utama dalam proses tersebut.
"Kenapa kebudayaan kami tonjolkan? Karena salah satu yang diukur, dihitung adalah bagaimana kebudayaan di suatu daerah kota global itu bisa berkembang," katanya.
Ia juga mengungkapkan harapannya agar pada tahun 2027, saat Jakarta berusia 500 tahun, parade budaya ini dapat diikuti oleh 80 negara dari berbagai belahan dunia.
Fasilitas Pendukung dan Pembenahan Kota
Dalam upayanya memperkuat Jakarta sebagai kota global, Pemprov DKI Jakarta juga menyiapkan sejumlah fasilitas demi kenyamanan warga.
"Termasuk untuk mengatasi urusan kemacetan, polusi, sampah, banjir, itulah yang menjadi konsentrasi dan kami kemudian akan membuka, semakin banyak ruang terbuka hijau. Supaya masyarakat Jakarta ini bisa menikmati di ruang yang seperti ini," kata Pramono.
Dengan gelaran JWFF 2025, Jakarta menunjukkan komitmennya dalam memadukan nilai-nilai budaya, seni, dan keterbukaan kota terhadap dunia internasional.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf