HOME  ⁄  Nasional

Kepala Perpusnas: Buku Bukan Pusaka, Tapi Pustaka yang Harus Dibaca dan Dimanfaatkan

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Kepala Perpusnas: Buku Bukan Pusaka, Tapi Pustaka yang Harus Dibaca dan Dimanfaatkan
Foto: (Sumber: Kepala Perpusnas E. Aminudin Aziz (baris kedua, mengenakan kemeja cokelat kotak-kotak) saat mengunjungi Rumah Baca dan Belajar Ransel Buku di Palangka Raya, Kalimantan Tengah. Kunjungannya tersebut dalam rangka meninjau Program KKN Tematik Literasi selama Jumat-Sabtu (1-2/8/2025). ANTARA/HO-Perpustakaan Nasional)

Pantau - Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas), E. Aminudin Aziz, menegaskan bahwa buku bukanlah pusaka yang hanya disimpan, melainkan pustaka yang seharusnya digunakan hingga usang karena dibaca berulang kali.

"Buku bukan pusaka, melainkan pustaka. Pusaka disimpan dan dilestarikan, sementara pustaka harus dibaca, dimanfaatkan, bahkan boleh rusak karena sering digunakan", ujarnya saat meninjau pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Literasi di Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Jumat–Sabtu, 1–2 Agustus 2025.

Buku Rusak Tanda Buku Dimanfaatkan

Aminudin menyatakan bahwa kondisi buku yang usang atau rusak justru menandakan bahwa buku tersebut berguna bagi masyarakat.

"Saya justru senang apabila ada buku rusak karena digunakan secara berulang. Itu pertanda bahwa buku tersebut benar-benar dibaca. Sebaliknya, saya sedih bila buku tetap utuh dan tampak baru karena tidak pernah dibuka", tambahnya.

Program KKN Tematik Literasi ini merupakan kerja sama antara Perpusnas dan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek).

Program ini melibatkan 22 perguruan tinggi negeri dan menyasar 1.000 desa di 13 provinsi dengan tingkat literasi sangat rendah.

Sebanyak 15.000 mahasiswa diterjunkan sejak Juli 2025 untuk menjalankan kegiatan literasi selama 40 hari, termasuk membentuk pojok baca, kelas cerita, dan pelatihan literasi digital.

Harapan dari Daerah dan Mahasiswa

Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Pulang Pisau, Sopiyah, menyambut positif program ini dan mengapresiasi bantuan buku bacaan bermutu untuk tahun 2024–2025.

"Desa kami sangat beruntung menjadi lokasi KKN Tematik Literasi. Buku-buku ini sangat berguna untuk anak-anak", ucapnya.

Ia juga berterima kasih kepada Universitas Palangka Raya atas partisipasi mahasiswanya dalam kegiatan ini.

"Semoga semakin dapat meningkatkan kemampuan literasi anak-anak", tambahnya.

Mahasiswa peserta KKN, Grace, berharap program ini terus berlanjut setelah KKN berakhir.

"Semoga semua program yang telah dilaksanakan tidak berhenti di sini dan setelah kami pergi nantinya program ini terus dilaksanakan oleh masyarakat, terutama oleh para guru", ujarnya.

Distribusi Buku dan Dukungan TBM

Program ini juga mendukung distribusi 10 juta buku bermutu ke 10.000 titik Taman Bacaan Masyarakat (TBM), dengan rata-rata 1.000 buku per lokasi.

Program serupa telah dijalankan sejak 2024 dan menjangkau ribuan desa di seluruh Indonesia.

Penulis :
Aditya Yohan

Terpopuler