billboard mobile
FLOII Event 2025 - Paralax
ads
Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Mahkota Kesultanan Siak Dipamerkan di Riau, Simbol Keikhlasan Sultan Syarif Kasim II untuk Republik Indonesia

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

Mahkota Kesultanan Siak Dipamerkan di Riau, Simbol Keikhlasan Sultan Syarif Kasim II untuk Republik Indonesia
Foto: (Sumber: Mahkota, Pedang dan lencana atau medali Kesultanan Siak Sri Indrapura ketika diterima Datuk di Lembaga Adat Melayu Riau. ANTARA/Bayu Agustari Adha)

Pantau - Mahkota Kesultanan Siak Sri Indrapura bersama pedang dan medali pusaka dipamerkan di Pekanbaru, Provinsi Riau, dalam rangka peringatan Hari Jadi Riau pada 7–10 Agustus 2025.

Simbol Warisan dan Nasionalisme Bangsa Melayu

Benda-benda pusaka bersejarah tersebut dibawa langsung dari Museum Nasional Republik Indonesia dan tiba di Pekanbaru bersama Gubernur Riau, Abdul Wahid.

Gubernur menghadiri acara penyambutan resmi di Balai Adat Lembaga Adat Melayu Riau, Jalan Diponegoro, Pekanbaru.

“Mahkota bukan sekadar benda pusaka, tetapi simbol kemuliaan dan perjuangan bangsa Melayu untuk Republik Indonesia,” ungkap Gubernur Abdul Wahid.

Ia menyatakan bahwa kembalinya mahkota, pedang, dan medali ke Tanah Melayu menjadi simbol warisan sejarah yang mengingatkan peran penting Kesultanan Siak dalam pembentukan bangsa.

Mahkota tersebut dahulu diserahkan oleh Sultan Syarif Kasim (SSK) II, pemimpin terakhir Kesultanan Siak, yang juga dikenal sebagai tokoh nasionalis.

Sultan Syarif Kasim II secara sukarela menyerahkan kedaulatan kepada Republik Indonesia dan menyumbangkan 13 juta gulden untuk mendukung kemerdekaan.

Menurut Gubernur, tindakan SSK II merupakan warisan nilai keikhlasan dan nasionalisme yang layak menjadi teladan generasi muda.

Pada mahkota itu terdapat tulisan Arab Bala Ruh Rajali yang berarti "mahkota bulan purnama", sebagai lambang kejayaan Melayu yang tidak pernah padam.

“Kita diingatkan kebesaran Melayu tak pernah padam. Pemprov Riau berkomitmen merawat warisan budaya, menjadikan sejarah sebagai tunjuk arah masa depan untuk semakin mengenal jati diri agar tidak ketinggalan zaman,” ujarnya.

Pemersatu Budaya dan Pengingat Marwah Bangsa

Ketua Majelis Kerapatan Adat Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR), Datuk Seri Marjohan, juga menegaskan bahwa kehadiran kembali mahkota bukan sekadar untuk dipajang.

“SSK II turut andil untuk kemerdekaan, baik pikiran dan dukungan finansial logistik yang luar biasa. Semoga ini menjadi pelecut semangat lebih baik ke depan dengan tegak menjaga tuah dan membela marwah,” tegasnya.

Ia menambahkan bahwa mahkota ini adalah simbol pemersatu dan pengingat jati diri masyarakat Melayu.

Pemprov Riau berharap pameran ini menjadi momentum penguatan nilai-nilai budaya dan kebangsaan, sekaligus mempererat ikatan sejarah antara masyarakat Melayu dan Republik Indonesia.

Penulis :
Ahmad Yusuf