
Pantau - Badan Pusat Statistik (BPS) Republik Indonesia mendorong hilirisasi komoditas kelapa sawit di Provinsi Riau sebagai upaya menciptakan nilai tambah ekonomi sekaligus mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah.
Provinsi Riau diketahui sebagai produsen kelapa sawit terbesar secara nasional, dengan luas perkebunan rakyat mencapai 2,5 juta hektare.
Hal ini disampaikan Kepala BPS RI, Amalia Adininggar Widyasanti, dalam kegiatan Riau Economic Forum yang digelar di Kantor Bank Indonesia Perwakilan Riau, Pekanbaru.
"Hilirisasi sawit bisa memberikan nilai tambah. Tak hanya minyak goreng namun juga asam lemak, fatty acid, sabun dan turunannya yang lain perlu dikembangkan. Kalau semua dikembangkan akan jadi sesuatu mengungkit pertumbuhan ekonomi," ungkap Amalia.
Sawit, Kelapa, dan Tantangan Produktivitas
Amalia menjelaskan bahwa sektor kelapa sawit di Riau menyerap banyak tenaga kerja, namun masih terdapat perbedaan produktivitas antara perkebunan rakyat, negara, dan swasta.
Ia menilai peremajaan dan manajemen kelola yang baik menjadi kunci untuk mengatasi ketimpangan tersebut.
Selain sawit, komoditas kelapa juga menjadi unggulan di Riau dan merupakan yang terbesar di Indonesia, terutama di Kabupaten Indragiri Hilir.
Amalia menekankan pentingnya manajemen bahan baku kelapa yang terstruktur agar potensi ekonomi masyarakat bisa meningkat lebih signifikan.
Data Ketenagakerjaan dan Kemiskinan Riau
BPS juga memaparkan kondisi ketenagakerjaan di Provinsi Riau, dengan jumlah penduduk usia kerja (15–65 tahun) mencapai 4,99 juta orang.
Setelah disesuaikan dengan pelajar dan ibu rumah tangga, jumlah angkatan kerja menjadi 3,22 juta orang.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 3,09 juta orang telah bekerja, sementara 132 ribu orang masih menganggur.
Jumlah pengangguran ini mengalami kenaikan sebesar 8.970 orang dibandingkan periode Februari 2024.
Meski demikian, angka kemiskinan di Riau menunjukkan tren penurunan.
Jumlah penduduk miskin turun sebanyak 12 ribu orang, menjadi 460 ribu jiwa atau sekitar 6,16 persen dari total populasi.
Garis kemiskinan di Riau ditetapkan sebesar Rp713 ribu per bulan.
Dengan rata-rata rumah tangga terdiri dari 5,51 orang, maka keluarga yang pengeluarannya di bawah Rp3,929 juta per bulan dikategorikan miskin.
Potensi Demografi dan Strategis Wilayah
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Riau, Panji Ahmad, menyebut bahwa Riau memiliki posisi geografis strategis dari lereng Bukit Barisan hingga ke Selat Malaka.
Kondisi ini menjadikan Riau berpotensi besar untuk pengembangan aktivitas pelabuhan dan perdagangan lintas kawasan.
"65 persen penduduk usia produktif, ekonomi Riau 4,59 persen secara tahunan. Capaian ini masih menjadikan Riau dengan produksi domestik regional bruto terbesar keenam di Indonesia dan nomor dua terbesar di luar pulau Jawa," ujar Panji.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf