
Pantau - Tim mahasiswa Universitas Padjadjaran (Unpad) memperkenalkan produk tekstil berbahan dasar serat rami pada Konvensi Sains, Teknologi, dan Industri Indonesia (KSTI) 2025 di Sasana Budaya Ganesa, Bandung.
"Kami memilih rami, karena seratnya lebih kuat dari kapas dan ketersediaannya mulai meningkat di dalam negeri. Ini bisa jadi solusi untuk mengurangi ketergantungan pada kapas impor," ujar perwakilan tim.
Inovasi ini tidak hanya mengandalkan kekuatan material, tetapi juga menonjolkan proses produksi ramah lingkungan melalui teknik bio degumming—metode pemisahan getah dan serat dengan memanfaatkan jamur.
Metode tersebut dinilai lebih aman bagi lingkungan dibandingkan teknik kimia konvensional yang berpotensi mencemari ekosistem.
"Kami ingin menciptakan proses yang tidak hanya menghasilkan benang berkualitas, tapi juga memperhatikan dampak lingkungan. Karena itu, kami memanfaatkan pendekatan biologis," tambahnya.
Produk akhir dari inovasi ini mencakup kain anti air, sepatu berbahan kain rami, hingga interior rumah tangga seperti bantal dan pelapis kursi.
Mendiktisaintek: Sains dan Teknologi Kunci Industrialisasi
Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yuliarto menegaskan bahwa penguatan kapasitas teknologi dan talenta nasional menjadi kunci transformasi menuju ekonomi berbasis pengetahuan.
"Penguasaan sains dan teknologi harus maksimal untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat. Para peneliti dan akademisi memiliki tugas mulia dalam memajukan industri dan menghasilkan SDM unggul," ucap Brian.
Ia menilai, dengan potensi sumber daya alam yang strategis, Indonesia memiliki peluang besar untuk melakukan hilirisasi dan lompatan industrialisasi bernilai tambah tinggi.
KSTI 2025 yang berlangsung 7–9 Agustus 2025 dihadiri lebih dari 350 pimpinan perguruan tinggi dan 1.000 peneliti terbaik Indonesia.
Konvensi ini berfokus pada integrasi riset, pendidikan tinggi, dan industri di delapan sektor prioritas: pangan, energi, kesehatan, pertahanan, maritim, hilirisasi dan industrialisasi, digitalisasi (termasuk artificial intelligence dan semikonduktor), serta material dan manufaktur maju—yang dipilih untuk memperkuat kemandirian teknologi dan daya saing global.
- Penulis :
- Aditya Yohan