
Pantau - Kementerian Sosial (Kemensos) melihat perkembangan positif dalam upaya menyamakan kemampuan siswa Sekolah Rakyat yang memiliki latar belakang dan kemampuan pendidikan berbeda.
Tantangan Penyamaan Kemampuan
"Mungkin di sini, Alhamdulillah, semuanya bisa membaca, tapi di beberapa titik ada siswa yang lulus SD, ikut tingkat SMP, belum bisa membaca. Tetapi dengan kesabaran para guru dalam waktu dua minggu ada perkembangan yang cukup bagus," ujar Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf saat meninjau Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 10 Jakarta Selatan.
Tantangan terjadi karena siswa Sekolah Rakyat tidak mengikuti tes akademik tertentu sebelum masuk, sehingga kepala sekolah dan guru harus mengupayakan penyamaan pemahaman serta kemampuan sejak masa matrikulasi.
"Jadi memang karena tidak ada tes akademik, maka guru-guru ini punya strategi untuk supaya mereka bisa mengejar cepat, ini yang saya berterima kasih para guru karena guru dan kepala sekolah ini mengajar anak-anak yang istimewa," ucap Mensos.
Penanaman Disiplin dan Ekspansi Sekolah
Selain penyamaan kemampuan belajar, Kemensos juga berupaya membiasakan siswa dengan kedisiplinan sistem sekolah asrama, mengingat banyak siswa memiliki kebiasaan berbeda di rumah.
Hingga Agustus, terdapat 100 titik Sekolah Rakyat yang beroperasi, dan akan bertambah 59 titik pada September jika sarana prasarana siap.
- Penulis :
- Aditya Yohan