Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Pemanfaatan Limbah Makanan Jadi Pakan Bebek, Pertamina Patra Niaga Dorong Ekonomi Sirkular di Maros

Oleh Arian Mesa
SHARE   :

Pemanfaatan Limbah Makanan Jadi Pakan Bebek, Pertamina Patra Niaga Dorong Ekonomi Sirkular di Maros
Foto: PT Pertamina Patra Niaga, melalui Aviation Fuel Terminal (AFT) Hasanuddin, bersama Badan Gizi Nasional (BGN) memanfaatkan limbah organik program makan bergizi gratis (MBG) sebagai pakan alternatif untuk peternakan masyarakat (sumber: PT Pertamina Patra Niaga)

Pantau - PT Pertamina Patra Niaga melalui Aviation Fuel Terminal (AFT) Hasanuddin bersama Badan Gizi Nasional (BGN) memanfaatkan limbah organik dari program makan bergizi gratis (MBG) sebagai pakan alternatif bagi peternakan bebek masyarakat di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan.

Pengelolaan Limbah Terintegrasi dengan Pemberdayaan Masyarakat

Aviation Fuel Terminal Manager Hasanuddin Pertamina Patra Niaga Andreas Yanuar Arinawan menyampaikan bahwa inisiatif ini merupakan bagian dari pengembangan ekonomi sirkular berbasis komunitas yang terintegrasi dengan pemberdayaan masyarakat.

Limbah organik dari dapur satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG) tidak lagi menjadi sisa buangan yang mencemari lingkungan.

Tiga SPPG yang telah bekerja sama dalam pengelolaan limbah yaitu Mandai Bontoa 1, Mandai Bontoa 2, dan Biringkanaya Bakung 1 di Kabupaten Maros.

Setiap hari, limbah yang diangkut berkisar antara 100 hingga 150 kilogram.

Limbah dapur dipilah, ditimbang, dan diangkut secara profesional oleh tim Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Baji Mangngai menuju peternakan bebek milik Kelompok Laleng Kassie di Dusun Tamarunang, Desa Baji Mangngai, Kecamatan Mandai, Kabupaten Maros.

Kelompok Laleng Kassie telah bekerja sama dengan Pertamina Patra Niaga sejak 2021 dan mendapatkan pendampingan berkelanjutan melalui program tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL).

Kelompok ini menjadi contoh sukses pemanfaatan limbah organik untuk mendukung usaha peternakan berkelanjutan.

"Hal ini merupakan bagian dari komitmen kami untuk mendukung program makan siang bergizi gratis, sekaligus memperkuat ketahanan pangan nasional. Melalui inisiatif ini, kami menghadirkan solusi berkelanjutan yang tidak hanya mengurangi limbah organik, tetapi juga mendorong pemberdayaan ekonomi masyarakat di sekitar wilayah operasional kami," ungkap Andreas.

Dampak Ekonomi dan Lingkungan yang Positif

Sejak program ini berjalan, Kelompok Laleng Kassie mampu memproduksi ratusan butir telur bebek segar setiap minggu secara konsisten.

Kelompok ini berhasil melakukan diversifikasi produk dengan mengolah telur menjadi telur asin berkualitas tinggi yang memiliki nilai ekonomi lebih tinggi dan masa simpan lebih lama, sehingga meningkatkan pendapatan kelompok secara signifikan.

Ketua Kelompok Laleng Kassie Maryama menyampaikan, "Program ini sangat bermanfaat bagi kami, terutama dalam mendukung keberlangsungan usaha peternakan yang kami kelola bersama masyarakat. Pemanfaatan limbah makanan dari program makan bergizi gratis ini benar-benar membantu kami menekan biaya operasional, terutama biaya pakan yang selama ini menjadi pengeluaran terbesar."

Sebagian limbah makanan yang tidak langsung digunakan sebagai pakan bebek dimanfaatkan untuk budi daya maggot atau larva black soldier fly (BSF).

Inisiatif ini memperkecil jejak lingkungan dan membuka peluang usaha baru di desa.

Area Manager Communication, Relation, & CSR Sulawesi Tengku Muhammad Rum menyampaikan, "Pendekatan ini memberikan kontribusi nyata terhadap pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan (sustainable development goals) khususnya nomor 2 yakni tanpa kelaparan dan SDG 12 yaitu konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab."

Ke depan, program pengelolaan limbah makanan menjadi pakan diharapkan dapat direplikasi di berbagai daerah di Indonesia untuk menggabungkan pengurangan limbah, pemberdayaan masyarakat, dan penguatan ketahanan pangan nasional berkelanjutan.

Penulis :
Arian Mesa