
Pantau - Menteri Luar Negeri Mesir Badr Abdelatty mengungkapkan pihaknya telah menyiapkan daftar personel polisi Palestina yang akan dilatih di Mesir dan Yordania untuk mengisi kekosongan pengamanan di Gaza setelah perang dengan Israel berakhir.
Rencana Pelatihan dan Pengelolaan Keamanan Gaza
Dalam wawancara dengan stasiun TV lokal DMC pada Rabu (13/8), Abdelatty menyampaikan sekitar 5.000 petugas polisi Palestina akan mendapatkan pelatihan di Mesir sebelum ditempatkan di Gaza.
Ia menjelaskan Mesir dan Yordania tengah bekerja sama mempersiapkan personel keamanan Palestina guna mengelola wilayah tersebut dan mencegah kekosongan keamanan.
Diplomat itu juga mengumumkan Kairo akan menjadi tuan rumah konferensi internasional untuk rekonstruksi Gaza, di mana visi Mesir terkait pengelolaan Jalur Gaza pascaperang akan dipaparkan.
Abdelatty menambahkan telah dicapai kesepakatan mengenai 15 tokoh terkemuka dari Gaza yang akan memimpin wilayah itu selama enam bulan.
Ia menegaskan bahwa Otoritas Palestina adalah satu-satunya badan sah yang berhak memerintah Gaza.
Perbedaan Pandangan dengan Israel dan Situasi Kemanusiaan
Pada Senin (11/8), Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan Gaza akan dijalankan oleh “administrasi sipil non-Israel” setelah pendudukan Kota Gaza.
Ia mengklaim administrasi tersebut akan dijalankan pihak ketiga, “bukan Hamas maupun Otoritas Palestina,” tanpa merinci pihak yang dimaksud.
Israel kini menghadapi kecaman internasional atas perang genosida di Gaza yang telah menewaskan lebih dari 61.700 orang sejak Oktober 2023.
Pada November lalu, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas dugaan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.
Selain itu, Israel juga tengah menghadapi gugatan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) terkait perang yang dilancarkannya di wilayah kantong tersebut.
- Penulis :
- Aditya Yohan