
Pantau - PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah (UIW) Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk pertama kalinya memasang jaringan listrik dengan inovasi SuperSUN di Pulau Timor, menerangi tiga rumah warga di Dusun 3, Desa Camplong 2, Kecamatan Fatuleu, Kabupaten Kupang.
Inovasi Listrik untuk Wilayah Sulit Terjangkau
General Manager PLN UIW NTT F Eko Sulistyono di Kupang mengatakan ada tiga rumah di wilayah tersebut yang selama ini sulit dijangkau jaringan listrik konvensional.
"Daerah ini memang sulit akan akses listrik, sehingga SuperSUN menjadi solusi mengatasi masalah jaringan listrik," ungkapnya.
Pemasangan perdana SuperSUN menjadi solusi pemenuhan kebutuhan energi bagi warga yang tinggal terpencar dengan tantangan geografis dan infrastruktur.
Tiga rumah tersebut letaknya terpencar dan akses untuk menjangkaunya sangat sulit.
"PLN terus berinovasi agar listrik berkeadilan dapat dinikmati seluruh masyarakat, termasuk yang jauh dari jaringan eksisting," tambah Eko.
Manager PLN Unit Pelaksana Proyek Ketenagalistrikan (UP2K) Kupang Simi E Lapebesi mengatakan SuperSUN memanfaatkan tenaga surya dengan sistem penyimpanan energi yang terintegrasi dengan kWh meter PLN.
"Perangkat ini dirancang khusus untuk menjangkau lokasi terisolir yang belum tersentuh listrik karena jarak atau medan," ujarnya.
Proyek Percontohan dan Dampak bagi Warga
Ketiga rumah penerima SuperSUN di Pulau Timor berada sekitar empat kilometer dari jaringan PLN terdekat, sehingga lokasi ini dipilih sebagai proyek percontohan.
SuperSUN diharapkan menjadi pintu masuk penyediaan listrik mandiri di wilayah pelosok dan dapat direplikasi di lokasi lain di NTT yang memiliki kondisi serupa.
Menurut Simi, kehadiran SuperSUN sejalan dengan upaya pemerataan akses energi dan mendukung peningkatan kualitas hidup masyarakat di daerah terpencil.
Salah satu penerima manfaat, Dahya Kake, mengaku bersyukur karena untuk pertama kalinya rumahnya terang oleh lampu listrik.
"Terima kasih kepada PLN, sekarang kami bisa memakai lampu dan mengisi daya HP di rumah," ungkapnya.
Vita, seorang pelajar setempat, mengatakan sebelum adanya listrik ia belajar malam hari hanya dengan lampu pelita dan harus mengisi daya telepon genggam di rumah kerabat di Camplong.
"Sekarang kami bisa belajar malam dengan aman dan tidak perlu ke Camplong lagi," ujarnya.
- Penulis :
- Shila Glorya