
Pantau - Narapidana kasus tindak pidana terorisme (napiter) turut mengibarkan bendera Merah Putih dalam upacara HUT Ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas I Cipinang, Jakarta, Minggu 17 Agustus 2025.
Upacara Penuh Khidmat dan Haru
Upacara berlangsung khidmat dengan suasana penuh haru ketika bendera Merah Putih dikibarkan.
Para warga binaan menundukkan kepala dengan khusyuk, bahkan beberapa di antaranya menitikkan air mata.
Kepala Lapas Cipinang Wachid Wibowo dalam keterangan tertulis menyampaikan, "Kemerdekaan adalah hak seluruh bangsa. Melalui peringatan HUT RI, kami ingin meneguhkan kembali semangat persatuan, sekaligus menanamkan kesadaran bahwa cinta tanah air adalah bagian penting dalam proses pembinaan."
Upacara dipimpin oleh Kepala Bidang Administrasi Keamanan dan Ketertiban Yulius Jum Hertantono yang bertindak sebagai inspektur upacara.
Dalam amanatnya, Yulius menegaskan bahwa kemerdekaan bukan sekadar simbol sejarah, tetapi amanah yang harus diwujudkan dalam perubahan sikap dan perilaku, termasuk bagi warga binaan.
Ia menambahkan, "Mengibarkan bendera adalah tanda kebanggaan terhadap bangsa. Ketika dilakukan oleh warga binaan, apalagi napiter, hal ini menunjukkan adanya perubahan cara pandang. Inilah esensi pemasyarakatan, yaitu menghadirkan proses pembinaan yang menumbuhkan kesadaran akan nasionalisme dan persatuan."
Perubahan Pandangan Napiter dan Komitmen Pembinaan
Salah satu napiter berinisial BS mengungkapkan rasa bangganya bisa ikut dalam upacara HUT Ke-80 RI.
"Dulu saya punya pandangan yang salah tentang negara, tapi hari ini saya berdiri tegak di bawah bendera Merah Putih dengan perasaan berbeda. Saya belajar bahwa mencintai Indonesia adalah bagian dari iman saya. Saya ingin berubah dan berkontribusi positif," ucap BS.
Selain upacara bendera, peringatan HUT RI di Lapas Cipinang juga diramaikan dengan berbagai lomba khas kemerdekaan yang melibatkan petugas pemasyarakatan dan warga binaan.
Lapas Cipinang menegaskan komitmennya menghadirkan pembinaan yang Profesional, Responsif, Integritas, Modern, dan Akuntabel (PRIMA), dengan tujuan agar warga binaan bisa bangkit, berubah, dan kembali ke masyarakat sebagai pribadi yang lebih baik.
- Penulis :
- Arian Mesa