Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Rejang Lebong Jadi Kandidat Kuat Lokasi Sekolah Garuda, Dikti Saintek Lakukan Kajian Lanjutan

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

Rejang Lebong Jadi Kandidat Kuat Lokasi Sekolah Garuda, Dikti Saintek Lakukan Kajian Lanjutan
Foto: (Sumber: Sejumlah staf Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamen Dikti Saintek) dan Kementerian Dalam Negeri saat meninjau salah satu lokasi kandidat Sekolah Garuda di Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu, Rabu (20/8/2025). ANTARA/HO-PCO.)

Pantau - Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Dikti Saintek) menetapkan Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, sebagai salah satu kandidat kuat lokasi pembangunan Sekolah Garuda.

Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamen Dikti Saintek), Stella Christie, menyampaikan bahwa terdapat lima lokasi calon Sekolah Garuda di wilayah Rejang Lebong.

"Provinsi Bengkulu menempati peringkat ketiga dalam beauty contest daerah-daerah calon lokasi Sekolah Garuda," ungkap Stella dalam kunjungannya pada Rabu (20/8).

Lima lokasi yang sedang dipertimbangkan tersebut berada di:

  • Villa Diklat Danau Mas Harun Bastari, Desa Mojorejo, Kecamatan Selupu Rejang
  • Desa Air Bening, Kecamatan Bermani Ulu Raya
  • Desa Tebat Tenong Luar, Kecamatan Bermani Ulu Raya
  • Desa Dataran Tapus, Kecamatan Bermani Ulu Raya
  • Desa Dataran Tapus, Kecamatan Bermani Ulu Raya

Dirancang sebagai Sekolah Unggulan Berasrama

Sekolah Garuda dirancang sebagai fasilitas pendidikan unggulan berasrama agar siswa dapat fokus pada prestasi akademis, sekaligus memberikan dampak ekonomi dan sosial bagi masyarakat sekitar.

Kementerian Dikti Saintek bersama Kementerian Dalam Negeri melakukan kajian berbasis data seperti Indeks Pembangunan Sumber Daya Manusia, rapor literasi, rapor matematika, serta tingkat kemiskinan untuk menentukan lokasi yang paling layak.

"Jadi, provinsi Bengkulu itu peringkat ketiga dalam beauty contest kita. Peringkat pertama Sulawesi Tenggara, lalu peringkat kedua Kalimantan Utara," jelas Stella.

Untuk lokasi di Desa Mojorejo, lahan yang tersedia mencapai 20 hektare, terdiri dari 18,46 hektare yang sudah bersertifikat dan 2,1 hektare yang masih dalam proses pengurusan.

"Saya senang sekali melihat lokasi ini. Yang pertama, ada sejarah bahwa Rejang Lebong itu sebenarnya adalah pusat pendidikan di daerah Sumatera bagian selatan. Namun, seiring bergulirnya waktu, pusat pendidikan tersebut agak berkurang, sehingga ini akan menjadi kesempatan yang baik untuk mengembalikan marwah dari Rejang Lebong sebagai pusat pendidikan," ujar Stella.

Ia juga menyampaikan ketertarikannya terhadap udara sejuk dan pemandangan yang indah di lokasi tersebut, yang dinilai sangat cocok untuk kegiatan belajar mengajar.

Pemda diminta melengkapi data topografi agar dapat dipelajari lebih lanjut sebelum diputuskan sebagai lokasi Sekolah Garuda.

Dari total 20 hektare lahan di Desa Mojorejo, sekitar 2 hektare telah terdapat bangunan, sementara sisanya akan difungsikan sebagai kawasan hijau dan sarana latihan.

Sekolah Inklusif dengan Dampak Sosial dan Ekonomi

Stella menyampaikan bahwa banyak warga di Desa Mojorejo yang menggarap tanaman perkebunan seperti kopi.

"Kalau lokasi ini dipilih, kami tetap menginginkan agar masyarakat tetap menggarapnya," ujarnya.

Sekolah Garuda dirancang tidak hanya unggul secara akademis, tetapi juga memberikan manfaat nyata bagi masyarakat sekitar.

Ia berharap fasilitas seperti layanan kesehatan dan perpustakaan yang dibangun nantinya juga bisa diakses publik.

"Kami juga ingin fasilitas olahraga yang dibangun untuk siswa, dalam satu hari seminggu atau mungkin setiap Sabtu dan Minggu itu bisa terbuka untuk masyarakat. Jadi ini bukan sekolah elit, tapi sekolah yang sangat berkualitas tetapi sangat inklusif terhadap masyarakat sekitar," tegas Stella.

Bagian dari Program Presiden Prabowo

Sekolah Garuda merupakan bagian dari Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) yang diinisiasi oleh Presiden Prabowo Subianto.

Program ini bertujuan memberikan akses pendidikan unggulan bagi anak-anak dari keluarga sederhana di daerah yang belum terjangkau kemajuan sains dan teknologi.

Program Sekolah Garuda terbagi menjadi dua komponen:

Sekolah Garuda Transformasi, yakni program penguatan bagi SMA/MA yang sudah ada agar bisa bersaing masuk perguruan tinggi terbaik dunia

Sekolah Garuda Baru, yaitu pembangunan sekolah menengah atas berasrama di daerah minim akses pendidikan berkualitas

Presiden Prabowo menargetkan pembangunan 20 Sekolah Garuda Baru dan 80 Sekolah Garuda Transformasi sebagai bagian dari upaya mengejar ketertinggalan Indonesia dalam bidang sains dan teknologi.

Penulis :
Ahmad Yusuf