
Pantau - Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung menetapkan enam lokasi evakuasi utama sebagai langkah antisipatif terhadap potensi gempa akibat aktivitas Sesar Lembang yang berada dekat dengan kawasan padat penduduk.
Antisipasi Dini Lewat Titik Evakuasi dan Edukasi Masyarakat
Wakil Wali Kota Bandung, Erwin, menjelaskan bahwa kebijakan kesiapsiagaan ini dilakukan untuk meminimalkan dampak bencana yang dapat meluas ke berbagai sektor, mulai dari infrastruktur hingga kehidupan sosial masyarakat.
“Dampak gempa bisa meluas ke infrastruktur, ekonomi, hingga sosial masyarakat. Oleh karena itu, arah kebijakan kami lebih pada upaya preventif dan kesiapsiagaan, bukan hanya responsif,” ungkapnya.
Enam titik evakuasi yang telah disiapkan adalah Taman Tegalega, Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Gasibu, Alun-Alun Kota Bandung, Sasana Budaya Ganesha (Sabuga), dan Lapangan Olahraga Arcamanik.
Kebijakan ini juga telah diatur dalam Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2022 tentang Penanggulangan Bencana.
Kolaborasi Lintas Sektor dan Edukasi Jadi Prioritas Mitigasi
Erwin menegaskan bahwa potensi bencana akibat Sesar Lembang tidak bisa dianggap sepele karena lokasinya sangat dekat dengan pusat kota.
Ancaman tersebut telah dimasukkan ke dalam program prioritas Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bandung.
“Pemkot Bandung juga membentuk Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) sebagai lembaga khusus agar koordinasi lintas sektor lebih optimal,” ia menambahkan.
Pemetaan wilayah rawan gempa telah dilakukan melalui kerja sama dengan Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian Institut Teknologi Bandung (ITB), yang dijadikan dasar dalam menentukan prioritas pembangunan dan edukasi masyarakat.
“Pemkot Bandung juga menggencarkan edukasi kesiapsiagaan dengan simulasi evakuasi di sekolah, perkantoran, hingga lingkungan warga,” ungkap Erwin.
Ia menilai bahwa keberhasilan mitigasi bergantung pada kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan komunitas.
Di akhir pernyataannya, Erwin mengingatkan masyarakat agar tetap tenang namun selalu siap siaga menghadapi kemungkinan bencana.
“Kesiapsiagaan bukan berarti menakut-nakuti, melainkan langkah bijak melindungi diri dan keluarga. Mulailah dari hal kecil, seperti tahu jalur evakuasi dan menyiapkan tas siaga bencana,” katanya.
- Penulis :
- Aditya Yohan