billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Kebocoran Pipa Minyak PT Vale di Luwu Timur Rusak Ratusan Hektare Lahan Pertanian

Oleh Shila Glorya
SHARE   :

Kebocoran Pipa Minyak PT Vale di Luwu Timur Rusak Ratusan Hektare Lahan Pertanian
Foto: Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman mendesak PT Vale bertanggung jawab atas dampak yang dialami masyarakat akibat pipa bocor di Luwu Timur (sumber: ANTARA/HO-Humas Pemprov Sulsel)

Pantau - Dinas Pertanian Kabupaten Luwu Timur (Lutim), Sulawesi Selatan menyatakan kebocoran pipa minyak PT Vale terus meluas dan telah merusak ratusan hektare lahan pertanian milik warga.

Dampak Terbesar di Desa Lioka

Penyuluh Dinas Pertanian Lutim Mila Novitasari menyebut wilayah yang terdampak paling parah adalah Desa Lioka karena letaknya dekat dengan titik kebocoran.

"Untuk area persawahan yang dilalui sungai yang tercemar ini ada tiga desa yakni Desa Lioka, Desa Matompi dan Desa Timampu. Khusus di Desa Lioka saja sampai saat ini sudah hampir 50 hektare sawah yang terdampak," ujarnya.

Ia menambahkan masih ada puluhan hektare sawah yang siap digarap petani, namun pihaknya meminta agar lahan tersebut belum diolah untuk mencegah kerugian lebih besar.

"Memang ada rencana dari para petani untuk mulai mengolah sawahnya dalam minggu ini, namun karena kondisi air masih tercemar sehingga kami meminta untuk menunda," ungkap Mila.

Kelompok tani yang terdampak di antaranya Kelompok Tani Sukaria, Morokowa, Bukit Indah, dan Sumber Kehidupan.

Pemerintah Minta PT Vale Bertanggung Jawab

Kepala Dinas Pertanian Luwu Timur Amrullah Rasyid mengakui kebocoran pipa minyak ini berpotensi terus meluas.

Ia menyampaikan pihaknya telah menurunkan tim untuk mendata kondisi pertanian yang terdampak agar langkah penanganan bisa segera dilakukan.

Sementara itu, Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman menegaskan PT Vale harus bertanggung jawab penuh atas kerusakan lingkungan dan kerugian petani akibat kebocoran pipa minyak.

Ia menekankan perusahaan tambang sebesar PT Vale wajib memiliki standar pengamanan yang tinggi dalam mengelola fasilitasnya, termasuk melakukan pemulihan atas dampak kebocoran.

"Perusahaan tidak boleh abai terhadap risiko lingkungan dan keselamatan masyarakat, serta harus bertanggung jawab penuh terhadap dampak yang terjadi," tegas Gubernur.

Penulis :
Shila Glorya