
Pantau - Lampu lalu lintas di persimpangan Jalan Otto Iskandardinata (Otista), Jakarta Timur, tidak berfungsi usai dirusak massa dalam unjuk rasa yang berujung ricuh pada Jumat pagi, 29 Agustus 2025.
Akibatnya, arus kendaraan di lokasi menjadi semrawut karena tidak ada sistem pengaturan lalu lintas yang berjalan.
Tidak Ada Petugas, Pengendara Harus Saling Mengalah
Berdasarkan pantauan ANTARA, lampu lalu lintas di persimpangan Otista padam total dan tidak menyala sama sekali.
Kondisi ini memaksa para pengendara dari berbagai arah untuk saling bergantian agar bisa melintasi persimpangan dengan aman.
Hingga berita ini diturunkan, belum terlihat adanya petugas kepolisian lalu lintas yang mengatur pergerakan kendaraan di titik tersebut.
Sejumlah warga mengaku kesulitan saat melintas karena tidak ada sistem pengaturan, sehingga kendaraan saling berebut jalan.
"Macet banget, semua orang mau jalan duluan, lampunya mati soalnya karena katanya dirusak masyarakat pas lagi demo," ujar Dannan (33), seorang pengendara motor yang melintas di lokasi.
Dampak Ricuh Aksi, Polisi Imbau Ketertiban
Kerusakan lampu lalu lintas ini merupakan bagian dari dampak lebih luas akibat kericuhan yang terjadi sebelumnya di kawasan Otista.
Sebelumnya, massa aksi melakukan penutupan jalan dan melempari aparat dengan batu dan benda lainnya, yang mengganggu arus lalu lintas dari arah Kampung Melayu menuju Cawang maupun sebaliknya.
Kapolsek Jatinegara, Kompol Samsono, menegaskan pentingnya menjaga ketertiban demi kelancaran aktivitas masyarakat pasca-kericuhan.
"Jadi, menyampaikan bahwa tolong dibalik banyaknya aksi ricuh, khususnya di Jalan Otista, semua bisa tetap tertib, lebih baik, sesuai aturan, karena kalau tidak tertib, masyarakat juga yang rugi karena aktivitas masyarakat terganggu," ungkapnya.
Massa akhirnya membubarkan diri setelah melalui proses negosiasi dengan aparat kepolisian, meskipun sempat terjadi insiden pelemparan yang mengenai salah satu pihak saat proses berlangsung.
Aparat masih memantau situasi di sekitar Otista untuk mengantisipasi potensi kericuhan lanjutan.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf
- Editor :
- Tria Dianti