Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Makam Permaisuri Sultan Iskandar Muda Terbengkalai, Pemerhati Sejarah Aceh Minta Pemerintah Bertindak

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Makam Permaisuri Sultan Iskandar Muda Terbengkalai, Pemerhati Sejarah Aceh Minta Pemerintah Bertindak
Foto: (Sumber: Pemerhati sejarah Aceh saat melakukan observasi ke makam permaisuri Sultan Iskandar Muda di Pidie, Aceh, Rabu (3/9/2025). ANTARA/HO-Tarmizi A Hamid.)

Pantau - Pemerhati sejarah dan budayawan Aceh menyoroti kondisi memprihatinkan situs makam permaisuri Sultan Iskandar Muda, Putroe Sani (1607–1636 M), yang berada di Gampong Runtoh, Kecamatan Delima, Kabupaten Pidie, Aceh.

Situs Cagar Budaya yang Tak Terurus

Makam tersebut sebenarnya telah ditetapkan sebagai benda cagar budaya, namun saat ini tidak terurus dan tampak terbengkalai.

Pemerhati sekaligus budayawan Aceh, Tarmizi A Hamid (Cek Midi), menyatakan kekhawatirannya setelah melakukan kunjungan langsung ke lokasi.

"Makam permaisuri dari Sultan Iskandar Muda tersebut tak terurus atau terbengkalai," ujarnya.

Kunjungan itu dilakukan bersama dua pemerhati sejarah lainnya, yaitu Prof Husaini Ibrahim, arkeolog dari Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, dan Hasan Basri M Nur, dosen UIN Ar-Raniry.

Mereka datang untuk melakukan observasi dan menggali informasi dari warga sekitar mengenai kondisi serta upaya perawatan makam.

Hasil pengamatan mereka menemukan sejumlah kerusakan:

  • Batu badan makam sudah putus dan hanya disambung dengan semen.
  • Kepala dan kaki batu nisan tidak lagi terlihat.
  • Pagar makam mulai roboh.
  • Tidak ada papan informasi sejarah mengenai sang permaisuri.

Satu-satunya penanda hanyalah pamflet yang menyebutkan bahwa makam ini adalah benda cagar budaya.

Budayawan dan Arkeolog Desak Pemerintah Ambil Tindakan

Cek Midi menyampaikan keprihatinan mendalam atas kondisi tersebut.

"Semua kita sekarang mengaku sebagai cucu Sultan Iskandar Muda. Tapi pada makam permaisuri sang Sultan tidak ada yang peduli," ungkapnya.

Hal senada juga disampaikan oleh Prof Husaini Ibrahim.

"Ini adalah makam permaisuri dari Sultan Iskandar Muda, sultan besar Aceh. Tidak pantas mendapat perlakuan seperti ini," tegasnya.

Mereka menambahkan, berdasarkan berbagai referensi, Putroe Sani merupakan putri dari Teungku Syik di Reubee, seorang ulama besar sekaligus bangsawan Aceh.

Para pemerhati sejarah tersebut berharap pemerintah daerah dapat memberikan perhatian yang layak terhadap situs sejarah ini demi menjaga warisan budaya Aceh yang sangat bernilai.

Penulis :
Aditya Yohan