HOME  ⁄  Nasional

Fragmen Kepala Ganesha Disimpan di Rumah Aman Pasca-Penjarahan Museum di Kediri

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

Fragmen Kepala Ganesha Disimpan di Rumah Aman Pasca-Penjarahan Museum di Kediri
Foto: (Sumber: Fragmen kepala Ganesha yang sempat dijarah saat kerusuhan di Kabupaten Kediri, Jawa Timur, ditaruh sementara di Museum Bagawanta Bhari Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Jumat (5/9/2025). Selanjutnya, untuk pengamanan koleksi museum akan ditaruh di rumah aman, demi menghindari kerusakan. ANTARA/ Asmaul)

Pantau - Pemerintah Kabupaten Kediri, Jawa Timur memastikan fragmen kepala Ganesha yang sempat dijarah kini disimpan di rumah aman setelah sebelumnya sempat dikembalikan ke Museum Bagawanta Bhari.

Fragmen Ganesha Dikembalikan Pelajar

"Tadi secara simbolik saya sudah mengembalikan dan memasukkan (fragmen kepala Ganesha) ke museum," kata Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana.

Ia menegaskan fragmen tersebut sangat berharga dan tidak dapat dinilai dengan nominal.

"Kerugian pemkab ini tidak bisa ditaksir secara nominal karena ada benda-benda yang hilang, tapi alhamdulillah arca fragmen kepala Ganesha sudah kembali," ujarnya.

Kepala Bidang Sejarah Purbakala Disparbud Kabupaten Kediri, Eko Priyanto, menjelaskan fragmen itu dikembalikan oleh dua pelajar SMKN yang menemukannya di tepi jalan, kemudian ditaruh di Museum Bagawanta Bhari.

Namun museum hanya menjadi lokasi sementara sebelum fragmen dipindahkan ke rumah aman demi mencegah kejadian serupa.

Pemindahan Koleksi ke Rumah Aman

Peristiwa penjarahan akhir pekan lalu membuat pemerintah daerah meningkatkan pengamanan terhadap koleksi purbakala.

Saat ini sudah 103 koleksi dipindahkan dari museum ke rumah aman, sementara sisanya masih dalam proses karena ukurannya besar dan berat.

Selain fragmen Ganesha abad ke-10, penjarah juga mengambil wastra batik prototipe khas Kediri buatan sekitar tahun 2020, meski nilai historisnya tidak sebesar fragmen tersebut.

"Satu fragmen kepala Ganesha yang dijarah kini sudah kembali, satu koleksi rusak parah yaitu miniatur lumbung dari budaya Hindu abad 10–15, sementara wastra batik belum kembali," jelas Eko.

Eko menambahkan, Museum Bagawanta Bhari yang memiliki 154 koleksi peninggalan purbakala sebenarnya berada di kompleks pemkab dengan penjagaan, namun penjarahan menjadi evaluasi serius bagi pengelolaan.

" Kami satukan dengan koleksi yang lain, namun setelah ini kami geser. Kami geser nanti. Di Menang memang akan dikembangkan museum yang representatif," katanya.

Pihak pemkab berharap kerusuhan dan penjarahan tidak lagi terjadi di Kediri, terutama yang menghancurkan benda-benda purbakala.

Penulis :
Ahmad Yusuf

Terpopuler