Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Program Mastera 2025 Satukan Penyair Muda Asia Tenggara, Perkuat Diplomasi Sastra dan Kedaulatan Bahasa

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

Program Mastera 2025 Satukan Penyair Muda Asia Tenggara, Perkuat Diplomasi Sastra dan Kedaulatan Bahasa
Foto: (Sumber: Kepala Badan Bahasa Kemendikdasmen Hafidz Muksin (kedua dari kanan) melakukan konferensi pers terkait Program Penulisan Majelis Sastra Asia Tenggara (Mastera) 2025 di Jakarta pada Jumat (5/9/2025). ANTARA/HO-Humas Kemendikdasmen)

Pantau - Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) Kemendikdasmen menyelenggarakan Program Penulisan Majelis Sastra Asia Tenggara (Mastera) 2025 sebagai wadah bagi para penyair muda untuk menyatukan suara mereka melalui puisi dan memperkuat diplomasi budaya kawasan.

Sastra Jadi Pilar Kultural dan Identitas Kawasan

Kepala Badan Bahasa Kemendikdasmen, Hafidz Muksin, menyatakan bahwa meskipun kata sastra tidak tercantum dalam penjenamaan lembaganya, sastra tetap menjadi bagian penting dari tugas dan fungsi Badan Bahasa.

"Bahasa tanpa sastra seperti mata uang tanpa nilai. Sastra dapat memperhalus rasa, mewujudkan asa, dan meneguhkan makna," ungkap Hafidz dalam pembukaan acara.

Ia berharap program ini melahirkan alumnus unggul di bidang penulisan puisi dan mempertegas komitmen lembaga dalam menyiapkan kelas penulisan tingkat lanjut.

Langkah ini juga diharapkan mendorong para alumnus menjadi pembimbing bagi generasi baru penulis sastra.

Hafidz juga mengingatkan pentingnya menjaga bahasa sebagai bagian dari kedaulatan bangsa.

"Sejarah membuktikan perjuangan bangsa Indonesia yang diinisiasi oleh komitmen pada satu bahasa yaitu Bahasa Indonesia. Karena itu, mari kita jaga bahasa bangsa, sebab kedaulatan bangsa sangat ditopang oleh kedaulatan bahasa," tegasnya.

Ruang Kolaborasi Sastra dan Diplomasi Pengetahuan

Sekretaris Badan Bahasa sekaligus Sekretaris Mastera Indonesia, Ganjar Harimansyah, menjelaskan bahwa forum ini difokuskan pada pertukaran pengalaman kreatif antara peserta dan pembimbing.

Kegiatan ini menjadi ruang interaksi, komunikasi, dan bedah karya yang memperkuat jejaring penulis di kawasan Asia Tenggara.

"Mastera yang melibatkan Brunei Darussalam, Malaysia, Indonesia, Thailand, dan Singapura sudah lama berdiri dengan agenda strategis memperkenalkan karya masing-masing negara serta mengkajinya secara bersama," jelas Ganjar.

Ia menambahkan bahwa acara tahunan ini bukan sekadar forum menulis, melainkan juga ajang pertemuan penyair muda Asia Tenggara dalam semangat kolaborasi.

"Dari ruang kecil di Jakarta, gagasan, pengalaman, dan puisi bertemu untuk memperkuat diplomasi pengetahuan melalui agenda kesusastraan," tambahnya.

Program Mastera 2025 menjadi wujud nyata upaya meneguhkan bahasa dan sastra sebagai pilar kebudayaan regional serta langkah penting dalam memperkuat identitas kolektif di tengah tantangan global.

Penulis :
Ahmad Yusuf