Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Wamendiktisaintek Paparkan Empat Strategi Perguruan Tinggi Berdampak pada Dies Natalis ke-68 Unpad

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Wamendiktisaintek Paparkan Empat Strategi Perguruan Tinggi Berdampak pada Dies Natalis ke-68 Unpad
Foto: (Sumber: Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek) Fauzan saat membawakan orasi ilmiah pada Dies Natalis ke-68 Universitas Padjadjaran di Bandung, Kamis (11/9/2025). ANTARA/HO-Kemdiktisaintek RI)

Pantau - Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek), Fauzan, menyampaikan orasi ilmiah dalam rangka Dies Natalis ke-68 Universitas Padjadjaran (Unpad) di Bandung pada Kamis, 11 September 2025, dengan mengusung visi penguatan peran perguruan tinggi dalam transformasi bangsa.

Empat Strategi Menuju Perguruan Tinggi Berdampak

Dalam pidatonya, Fauzan merumuskan empat strategi utama untuk mendorong perguruan tinggi agar mampu membawa perubahan nyata bagi masyarakat dan bangsa.

Strategi pertama adalah penguatan tata kelola, kepemimpinan, dan sumber daya manusia (SDM) unggul di lingkungan kampus.

Strategi kedua mencakup transformasi akademik dan digitalisasi kurikulum agar lebih relevan terhadap kebutuhan zaman dan dunia industri.

Strategi ketiga adalah pembangunan ekosistem inovasi, riset, dan keberlanjutan yang mampu menghasilkan solusi nyata dan aplikatif.

Strategi keempat menekankan pentingnya kolaborasi pentahelix, yaitu sinergi antara akademisi, pemerintah, industri, masyarakat, dan media.

"Perguruan tinggi tidak boleh berhenti sebagai ruang reproduksi pengetahuan. Sebagai Kampus Berdampak, universitas harus hadir sebagai problem solver, penjawab keresahan masyarakat, dan penggerak transformasi bangsa," tegasnya.

Pendidikan Tinggi sebagai Pilar Kemandirian Bangsa

Fauzan menekankan bahwa hasil riset kampus harus dihilirisasi agar dapat dimanfaatkan secara langsung oleh masyarakat, bukan berhenti pada tahap prototipe semata.

Upaya tersebut, menurutnya, sejalan dengan visi Astacita Presiden RI Prabowo Subianto yang menempatkan pembangunan manusia unggul dan penguasaan ilmu pengetahuan sebagai fondasi kemandirian nasional.

Ia menyebut pendidikan tinggi sebagai instrumen utama dalam mencetak SDM yang produktif, inovatif, dan berdaya saing global.

Empat strategi tersebut tercermin dalam kebijakan Diktisaintek Berdampak yang digulirkan pemerintah melalui Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi.

Kebijakan ini bertujuan menciptakan pendidikan tinggi yang inklusif, adaptif terhadap disrupsi, serta mampu memberikan solusi nyata bagi masyarakat.

Fauzan juga menekankan pentingnya memperkuat kolaborasi antarlembaga demi mendorong perguruan tinggi menjadi lokomotif kemajuan menuju Indonesia Emas 2045.

"Mari wujudkan tata kelola yang mendorong deelitisasi dan mengutamakan kebermanfaatan. Perguruan tinggi, industri, media, dan masyarakat bahu-membahu memperluas akses, menumbuhkan mutu, memperkuat relevansi, dan memberi dampak," ungkapnya.

Penulis :
Aditya Yohan