
Pantau - Anggota Komisi X DPR RI Abdul Fikri Faqih meminta Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memaksimalkan kolaborasi dengan inovator lokal maupun lembaga riset internasional untuk mewujudkan kemandirian riset bangsa.
Dorongan Kolaborasi Riset
Fikri mencontohkan seorang penemu asal Jawa Tengah yang berhasil memperoleh paten dari United States Patent and Trademark Office (USPTO), bahkan disebut-sebut mengungguli karya lulusan Massachusetts Institute of Technology (MIT).
"Saya sudah pernah pamer di Jawa Tengah. Itu ada inventor yang punya paten di luar, US PTO. Bahkan, mengalahkan lulusan MIT, padahal di sini cuma lulusan SMK," ungkapnya kepada wartawan di Jakarta, Jumat.
Selain itu, Fikri yang juga doktor ilmu lingkungan dari Universitas Diponegoro (UNDIP) menyoroti masalah lingkungan yang kerap terjadi di daerah, terutama bencana tanah longsor di Wonosobo akibat praktik pertanian monokultur.
"Apa tidak mungkin kerja sama BRIN dengan WUR, sehingga problema longsor tidak akan terus-menerus begitu sampai sekarang. Sudah berapa desa yang sudah langganan seperti itu, dan bahkan timbul korban jiwa," ujarnya.
Evaluasi Program Strategis BRIN
Dalam rapat bersama BRIN beberapa waktu lalu, Fikri mengusulkan agar lembaga tersebut menjalin kolaborasi dengan Wageningen University & Research (WUR) dari Belanda yang telah mengembangkan teknologi pertanian adaptif, seperti metode menanam kentang di udara.
Ia juga menyinggung kegagalan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Jepara yang dinilai terhambat oleh penolakan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang dicurigai berafiliasi dengan pihak asing.
Menurutnya, perencanaan program strategis BRIN harus lebih matang agar tidak terulang kegagalan serupa.
"Menurut saya, BRIN juga harus merencanakan dengan baik supaya ini bisa realistis," tegas Fikri.
- Penulis :
- Shila Glorya