
Pantau - Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf menyebut Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) sebagai salah satu basis jemaah Nahdlatul Ulama (NU) yang paling dinamis di luar Pulau Jawa.
NTB Jadi Basis NU yang Tumbuh Pesat
"Dulu kalau bicara tentang basis NU di luar Jawa, orang biasanya menyebut-nyebut wilayah seperti Lampung, Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan. Saya menyaksikan sekarang bahwa basis NU salah satunya adalah Nusa Tenggara Barat," ungkap KH Yahya Cholil Staquf pada sambutannya saat melantik Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) NTB masa khidmat 2025-2030 di Auditorium UIN Mataram.
Menurut Yahya, perkembangan NU di NTB sangat pesat berkat kegigihan para kader.
"Di samping gigih, saya bisa lihat walaupun tidak disuruh sudah koheren dengan sendirinya," ujar Gus Yahya.
Ia mengingatkan bahwa tantangan NU bukan hanya untuk organisasi, melainkan juga untuk bangsa dan negara.
"Di antara yang berinisiatif untuk berdirinya bangsa, bernama bangsa Indonesia, negara bernama Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) ini adalah Nahdlatul Ulama," kata Gus Yahya menegaskan.
Komitmen PWNU NTB dan Dukungan Pemerintah Daerah
Ketua PWNU NTB Prof Masnun Tahir menegaskan komitmen untuk tegak lurus dengan PBNU dengan menekankan pentingnya keselarasan kepengurusan, program, visi, dan misi dari atas hingga bawah.
"Kita harus koheren dari atas sampai bawah kepengurusannya, kemudian program-programnya, visi misinya juga harus koheren," ujar Masnun pada pelantikan yang bertema "Melanjutkan Pengabdian, Menggapai Bukti Bakti".
Masnun menyerukan agar seluruh jajaran terus bekerja tanpa henti.
"Kita terus bekerja, tidak boleh istirahat, karena tugas kita sekarang banyak," tambahnya.
Ia juga mengingatkan pentingnya sinergi dengan pemerintah daerah dalam menjaga ukhuwah islamiah dan ukhuwah watoniyah.
Gubernur NTB Lalu Muhamad Iqbal menyampaikan ucapan selamat dan doa agar kepengurusan baru diberi kemudahan dalam berkhidmat bagi warga Nahdliyyin, umat Islam, dan pembangunan NTB.
"Pemerintah Provinsi NTB membuka diri untuk bekerja sama dengan NU demi tujuan yang sama, yakni membangun umat dan daerah," ujar Iqbal.
Iqbal menceritakan nasihat dari ulama kharismatik TGH Datok Bagu menjelang Pilkada Gubernur NTB.
"Datok berpesan, 'Titip NU'. Saya jawab, seharusnya bukan NU yang dititip ke saya, tapi saya yang dititipkan ke NU," ungkap Iqbal.
Ia menyinggung sejarah kelahiran NU pada 1926 yang berhubungan dengan runtuhnya Kesultanan Ottoman tiga tahun sebelumnya.
"Kala itu para ulama menyadari bahwa penjaga tradisi ahlussunnah wal jamaah sudah runtuh, sehingga NU berdiri untuk menjaga diri dan tradisi umat. Oleh karena itu, saya titipkan diri saya kepada NU agar bisa bersama-sama menjaga kampung halaman tercinta," tutur Iqbal.
Iqbal juga mengutip pesan pendiri NU KH Hasyim Asy’ari.
"Dengan niat memelihara umat, bangsa, agama, dan kampung halaman ini, saya yakin Allah akan memudahkan langkah kita semua. Saya ingin diterima menjadi bagian utuh dari keluarga besar NU NTB dan bergandengan tangan dalam membangun daerah," katanya.
- Penulis :
- Shila Glorya