
Pantau - Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara menyatakan rencana merger maskapai Pelita Air dan Garuda Indonesia bertujuan untuk mengoptimalkan aset perusahaan milik negara.
Rencana Penggabungan Maskapai
CEO Danantara, Rosan Perkasa Roeslani, menyampaikan bahwa pihaknya masih mengkaji penggabungan Pelita Air yang merupakan anak usaha Pertamina dengan Garuda Indonesia.
"Intinya kan untuk supaya lebih efisien, lebih meningkatkan produktivitas, dan juga mengoptimalkan aset-aset yang ada, baik dari segi jam terbangnya, dan part pesawat, dan lain-lain. Lagi dievaluasi semua," ungkap Rosan.
Ia menambahkan kajian merger ini dilakukan agar operasional lebih efisien, produktif, serta aset yang dimiliki dapat dimaksimalkan.
"Lagi dievaluasi semua," tegasnya kembali.
Pertamina diketahui menjajaki penggabungan Pelita Air dengan Garuda Indonesia karena perusahaan ingin fokus pada bisnis inti di sektor migas dan energi terbarukan.
Roadmap Restrukturisasi Pertamina
Sejalan dengan roadmap yang dikendalikan Danantara, lini usaha di luar bisnis inti Pertamina akan dilepas atau digabungkan dengan perusahaan sejenis.
Selain Pelita Air, sejumlah anak usaha lain seperti asuransi, kesehatan, hospitality, dan Patra Jasa juga akan mengikuti rencana penggabungan tersebut.
Pertamina menargetkan penggabungan tiga anak usahanya, yaitu Kilang Pertamina Internasional (KPI), Pertamina International Shipping (PIS), dan Pertamina Patra Niaga (PPN), dapat selesai pada akhir 2025.
Direktur Utama Pertamina, Simon Aloysius Mantiri, menjelaskan kondisi global saat ini memengaruhi bisnis migas karena permintaan minyak menurun, sementara produksi kilang meningkat akibat banyaknya kilang baru.
Menurutnya, mengecilnya margin keuntungan KPI berdampak pada kinerja Pertamina secara keseluruhan.
Agar tetap efektif, Pertamina berencana menggabungkan KPI, PIS, dan PPN dalam satu entitas bisnis.
- Penulis :
- Shila Glorya