
Pantau - Direktorat Lalu Lintas Polda Kepulauan Riau (Ditlantas Polda Kepri) tengah mengkaji pembangunan jalur penyelamatan di kawasan Tiban, Batam, yang dikenal sebagai titik buta (blind spot) rawan kecelakaan.
Tiban Jadi Satu-satunya Blind Spot di Batam
"Kami sudah berikan arahan ke Satlantas Polresta Barelang khususnya untuk berkoordinasi dengan Dishub dan stakeholders terkait untuk menindaklanjuti titik rawan kecelakaan di Tiban, supaya dibikin jalur penyelamatan," kata Direktur Lalu Lintas Polda Kepri Kombes Pol. Andhika Bayu Adittama.
Berdasarkan data Korlantas Polri, blind spot di Batam hanya ada satu, yakni di kawasan Tiban, Sekupang.
Lokasinya membentang dari lampu merah Sekupang ke arah simpang lampu merah Tiban Center hingga ke kawasan Soutlink, Sei Ladi.
Faktor penyebab rawan kecelakaan di jalur ini antara lain kontur jalan lurus dan menurun, serta dilalui kendaraan kecil hingga kendaraan berat.
Kecelakaan dengan tingkat fatalitas tinggi sudah beberapa kali terjadi di lokasi tersebut.
Pada 30 Agustus 2025, kecelakaan melibatkan truk crane yang remnya blong menabrak sejumlah motor dan mobil di lampu merah.
Sebelumnya, pada 3 Mei 2025, kendaraan berat menabrak tiga sepeda motor hingga menewaskan satu orang dan melukai empat pengendara.
Upaya Pencegahan dan Edukasi
Andhika menegaskan jalur penyelamatan menjadi salah satu langkah pencegahan kecelakaan di kawasan Tiban.
"Ini masih dikaji nanti kalau dimungkinkan untuk dibuat jalur penyelamatan," ujarnya.
Ia mencontohkan jalur serupa yang sudah diterapkan di Pulau Jawa, seperti di Tanjakan Selarong, Puncak, Kabupaten Bogor, yang dibuat lebih tinggi dari jalur utama.
Selain jalur penyelamatan, Ditlantas Polda Kepri juga mengupayakan pemasangan rambu lalu lintas di titik rawan tersebut.
"Pemasangan rambu-rambu ini sedang diupayakan, dikoordinasikan antara Dinas Perhubungan Kota Batam dengan Satlantas Polresta Barelang," kata Andhika.
Upaya lain berupa sosialisasi dan edukasi keselamatan lalu lintas kepada masyarakat serta perusahaan ekspedisi dan logistik yang mengoperasikan kendaraan berat.
"Upaya-upaya ini sudah berjalan. Kami istilahnya door to door jalan ke perusahaan-perusahaan ekspedisi mengecek kendaraannya mana dilihat ini layak atau tidak. Kami ingatkan semua, kami edukasi dan sosialisasi pengemudinya," tambah Andhika.
- Penulis :
- Aditya Yohan