
Pantau - Wakil Menteri Luar Negeri RI, Anis Matta, menyatakan bahwa penyelenggaraan Arts Lumiere Indonesia Festival (ALIF) merupakan langkah awal untuk mewujudkan visi besar menjadikan Indonesia sebagai pusat budaya dunia Islam.
Festival Film Jadi Gerbang Diplomasi Budaya
"Ini adalah satu permulaan dari ide besar yang Insya Allah akan kami wujudkan di tahun-tahun yang akan datang, yaitu bagaimana menjadikan Indonesia sebagai pusat budaya dunia Islam," ujar Anis Matta.
Festival film dipilih sebagai titik awal karena film adalah produk kebudayaan yang mudah diakses masyarakat luas.
Film juga dianggap sebagai medium kuat untuk menyampaikan ide, pemikiran, dan perasaan yang mewakili budaya serta masyarakat.
Anis mengungkapkan bahwa antusiasme dari negara-negara anggota OKI terhadap festival ini sangat tinggi.
"Antusiasme dari negara-negara Islam ini luar biasa besarnya, karena waktu pemberitahuannya pendek sekali ... kami kaget karena dalam waktu yang sangat singkat ada 62 film yang diserahkan ke Kemlu untuk diseleksi," ujarnya.
Ia menyampaikan keyakinannya bahwa ALIF akan terus berlanjut di masa mendatang, dengan durasi lebih panjang dan jumlah film yang lebih banyak.
"Ini juga menjadi awal dari upaya untuk mendekatkan budaya antara Indonesia dengan negara-negara Islam," tambahnya.
45 Film dari 16 Negara Islam, Gratis dan Terbuka untuk Umum
Festival ALIF 2025 diselenggarakan untuk pertama kalinya di Jakarta, pada 19–21 September 2025.
Festival ini merupakan bagian dari komitmen negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dalam mempererat kerja sama sinematografi.
Sebanyak 45 film fitur dan pendek dari 16 negara anggota OKI ditayangkan selama tiga hari festival.
Film-film yang ditampilkan berasal dari berbagai genre, termasuk:
- Dokumenter
- Drama
- Drama sosial
- Fiksi
Film yang ditayangkan bukan hanya film dengan tema Islami, melainkan merupakan karya yang diproduksi di negara-negara Islam.
Pemutaran film dilakukan di empat lokasi utama di Jakarta:
- Galeri Nasional
- Universitas Negeri Jakarta
- Gedung Kesenian Jakarta
- XXI Djakarta Theater
Selain pemutaran film, festival juga menghadirkan diskusi interaktif bersama para sineas dan akademisi.
- Penulis :
- Aditya Yohan