HOME  ⁄  Nasional

5.000 Warga Jakarta Timur Deklarasi Damai: Tolak Kerusuhan, Dukung Program Presiden Prabowo

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

5.000 Warga Jakarta Timur Deklarasi Damai: Tolak Kerusuhan, Dukung Program Presiden Prabowo
Foto: (Sumber: Ribuan warga Jakarta Timur (Jaktim) gelar deklarasi tolak tindakan kerusuhan dan penjarahan sekaligus mendukung program Presiden RI Prabowo Subianto di pintu Air BKT, Duren Sawit, Minggu (21/9/2025). ANTARA/HO-Dokumen pribadi)

Pantau - Ribuan warga Jakarta Timur mendeklarasikan sikap tegas menolak tindakan kerusuhan dan penjarahan di wilayah mereka serta menyatakan dukungan terhadap program-program Presiden RI, Prabowo Subianto. Deklarasi ini digelar di Pintu Air BKT, Duren Sawit, pada Minggu (21/9/2025).

Warga Tegas Tolak Provokasi dan Seruan Penjarahan

Deklarasi dipimpin oleh Koordinator Warga Jakarta Timur, Edi Marzuki, dan dihadiri sekitar 5.000 warga dari 10 kecamatan dan 65 kelurahan se-Jakarta Timur.

"Kita ingin mengabarkan kepada warga bahwa Jakarta Timur baik-baik saja. Jadi warga Jakarta Timur tidak sebagaimana seperti yang orang gadang-gadangkan, Jakarta Timur rusuh. Kita menolak akan kerusuhan, kita menolak akan penjarahan," ujar Edi pada Senin (22/9/2025).

Warga juga menyerukan agar aparat penegak hukum menindak tegas para pelaku provokasi, kerusuhan, dan penjarahan yang terjadi dalam aksi demonstrasi besar akhir Agustus lalu.

"Kami warga Jakarta Timur khususnya dan umumnya kita mengatakan kepada Indonesia di mana ada perusuh tangkap, di mana ada orang yang bikin hoaks tangkap, di mana ada orang yang menjarah tangkap dan serahkan kepada yang berwajib," tegas Edi.

Deklarasi Damai, Senam Massal, dan Tiga Tuntutan Rakyat

Selain deklarasi, warga juga menggelar senam bersama sebagai bentuk penyampaian pesan damai.

Acara ini juga sekaligus menjadi bentuk dukungan terhadap program-program Presiden Prabowo Subianto.

"Ada senam, yang kedua adalah acara Jakarta mendukung segala seluruh program presiden bapak Prabowo Subianto, itu acara intinya," lanjut Edi.

Dalam acara tersebut, warga juga membacakan Tiga Tuntutan Rakyat (Tritura):

  • Tangkap penghasut, perusuh, dan penjarah
  • Tolak hoaks dan fitnah di media sosial

Maksimalkan program kerakyatan Presiden Prabowo, seperti Makan Bergizi Gratis (MBG), Sekolah Rakyat, dan Koperasi Merah Putih

Latar Belakang: Kerusuhan Akhir Agustus dan Dampaknya

Gelombang aksi unjuk rasa yang dimulai pada Senin, 25 Agustus 2025, di Gedung DPR RI dipicu oleh desakan massa untuk membubarkan parlemen dan menolak sejumlah kebijakan pemerintah.

Massa berasal dari berbagai elemen, termasuk buruh, pekerja kantoran, pelajar, dan mahasiswa.

Aksi yang awalnya berlangsung damai berubah menjadi ricuh saat aparat membubarkan massa menggunakan gas air mata, memicu kepanikan dan penyebaran massa ke berbagai ruas jalan di Jakarta.

Kericuhan lanjutan terjadi pada Kamis, 28 Agustus 2025, saat ribuan buruh kembali turun ke jalan.

Bentrokan pecah di titik-titik seperti Pejompongan dan Jalan Asia Afrika, dengan puncaknya pada insiden tragis saat kendaraan taktis Brimob melindas pengemudi ojek online, Affan Kurniawan (21), hingga tewas di kawasan Pejompongan.

Kerusuhan menyebar ke berbagai wilayah, merusak fasilitas umum seperti pos polisi, rambu lalu lintas, pembatas jalan, hingga kendaraan pribadi.

Aksi penjarahan juga terjadi, menargetkan rumah-rumah tokoh publik dan politisi, termasuk:

  • Ahmad Sahroni
  • Eko Hendro Purnomo (Eko Patrio)
  • Surya Utama (Uya Kuya)
  • Nafa Urbach
  • Menteri Keuangan Sri Mulyani

Barang-barang pribadi dijarah dan tembok-tembok rumah tersebut dicoret oleh massa, memperparah dampak sosial dan keamanan dari rangkaian aksi tersebut.

Penulis :
Aditya Yohan