Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Pemerintah Telah Tarik Utang Rp463,7 Triliun hingga Agustus 2025, Realisasi Capai 59,8 Persen dari Target

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Pemerintah Telah Tarik Utang Rp463,7 Triliun hingga Agustus 2025, Realisasi Capai 59,8 Persen dari Target
Foto: (Sumber: Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa (kanan) bersama Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono (kiri) menyampaikan paparan saat konferensi pers APBN KiTa di Jakarta, Senin (22/9/2025). ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha/rwa. (ANTARA FOTO/ASPRILLA DWI ADHA))

Pantau - Pemerintah melalui Kementerian Keuangan telah melakukan penarikan utang sebesar Rp463,7 triliun hingga 31 Agustus 2025, atau setara 59,8 persen dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 yang ditetapkan sebesar Rp775,9 triliun.

Selain pembiayaan melalui utang, pemerintah juga mencatat pembiayaan non-utang sebesar Rp38 triliun dalam periode yang sama.

Dengan demikian, total pembiayaan anggaran yang telah terealisasi mencapai Rp425,7 triliun.

"Dari segi pembiayaan anggaran, sampai dengan 31 Agustus 2025 realisasinya adalah Rp425,7 triliun atau 69,1 persen dari target APBN," ungkap Wakil Menteri Keuangan, Thomas Djiwandono, dalam konferensi pers APBN KiTa Edisi September 2025 di Jakarta.

Permintaan Investor Tetap Kuat di Tengah Volatilitas

Thomas menjelaskan bahwa pasar domestik menunjukkan kinerja positif, khususnya pada instrumen Surat Berharga Negara (SBN).

Permintaan investor terhadap SBN tetap tinggi meskipun terdapat volatilitas di pasar keuangan.

Hal ini tercermin dari tingginya bid to cover ratio, yaitu rasio permintaan terhadap penawaran dalam lelang SBN.

Rata-rata bid to cover ratio tahun 2025 tercatat sebesar 3,03 untuk Surat Utang Negara (SUN) dan 3,15 untuk Surat Berharga Syariah Negara (SBSN).

"Meskipun kualitas pasar meningkat, kepercayaan ini juga tidak terlepas dari status investment grade yang disandang Indonesia, sehingga SBN Indonesia tetap dipandang sebagai instrumen yang aman dan kredibel di pasar global," jelas Thomas.

Yield Turun karena Tingginya Permintaan Investor

Status investment grade Indonesia menjadi faktor utama yang terus menarik minat investor global terhadap instrumen SBN.

Imbal hasil (yield) SBN tenor 10 tahun tercatat turun sebesar 70 basis poin atau minus 10 persen secara year-to-date (ytd).

Penurunan yield ini disebabkan oleh tingginya permintaan dari investor baik di pasar perdana maupun sekunder.

Penulis :
Aditya Yohan