
Pantau - Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto menegaskan bahwa seluruh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) TNI akan menjalankan pengawasan melekat dalam setiap proses operasional guna mencegah risiko keracunan makanan pada Program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Ia menyampaikan hal tersebut saat meresmikan SPPG 1 TNI AU Adi Soemarmo di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.
"Saya sudah sampaikan ke seluruh komandan satuan agar mengecek mulai dari bahan baku yang dibeli, peralatannya, cara memasaknya agar rentang waktunya tidak terlalu lama. Jadi masak sampai dikonsumsi oleh anak-anak. Proses pengiriman juga kami cek dengan pengawasan melekat," ungkapnya.
TNI Operasikan Ratusan Dapur MBG dan Libatkan Masyarakat Lokal
TNI saat ini telah mengoperasikan 113 SPPG dan menambah 339 SPPG baru yang tersebar di berbagai satuan seperti Batalyon, Kodim, Lanal, Lanud, Pindam, hingga Korem untuk mendukung program MBG.
Dengan bertambahnya jumlah SPPG, diharapkan jumlah penerima manfaat MBG juga meningkat secara signifikan setiap harinya.
"Selain itu kami juga akan membangun beberapa SPPG di sejumlah wilayah. Ini juga bisa membantu membuka lapangan pekerjaan untuk masyarakat. Tadi saya lihat yang juru masak adalah ibu-ibu di wilayah Solo Raya," tambah Jenderal Agus.
Program ini juga menciptakan rantai pasok lokal dengan melibatkan petani, peternak, nelayan, dan pelaku UMKM yang menjual hasil produksinya ke Koperasi Merah Putih.
Selanjutnya, hasil pertanian tersebut dibeli oleh SPPG untuk diolah menjadi makanan bergizi, sekaligus membantu pemerintah daerah meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa.
Program MBG dirancang untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia sebagai generasi penerus bangsa.
Proses Masak dan Distribusi Diawasi Ketat Hingga ke Sekolah
Kepala SPPG 1 TNI AU Adi Soemarmo, Rifky Sheva, menjelaskan bahwa pengawasan ketat dilakukan sejak bahan baku diterima hingga makanan dikirim ke sekolah-sekolah.
"Kalau kami di sini barang semua segar, begitu datang langsung dimasak saat itu juga. Jadi kami cari pemasok itu yang bisa mendatangkan di dini hari," ujarnya.
Ia juga menekankan bahwa pihaknya meminimalkan penyimpanan bahan makanan untuk menjaga kesegaran, terutama sayur dan daging.
"Kalau untuk kebutuhan daging ayam, kami cari tempat pemotongan ayam dan jam 12 malam itu langsung dikirim ke sini," ungkapnya.
Saat ini, SPPG 1 TNI AU Adi Soemarmo memproduksi sekitar 3.728 porsi makanan per hari, dengan distribusi dilakukan empat hari dalam seminggu, dari Senin hingga Jumat.
Ke depan, pengiriman makanan akan ditingkatkan menjadi enam hari per minggu.
"Di sini kami ada 47 relawan, satu akuntan, satu ahli gizi, dan satu Kepala SPPG," pungkas Rifky.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf
- Editor :
- Tria Dianti