Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Gempa Magnitudo 5,7 Guncang Situbondo, Layanan Kesehatan Siaga 24 Jam dan 137 Rumah Rusak

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

Gempa Magnitudo 5,7 Guncang Situbondo, Layanan Kesehatan Siaga 24 Jam dan 137 Rumah Rusak
Foto: (Sumber: Salah satu rumah terdampak gempa di Desa Sumberwaru, Kecamatan Banyuputih, Situbondo, Jatim. Jumat (26/9/2025). ANTARA/Novi Husdinariyanto.)

Pantau - Pemerintah Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, menyiagakan layanan kesehatan 24 jam untuk mendukung penanganan masyarakat terdampak gempa bumi magnitudo 5,7 yang terjadi pada Kamis, 25 September 2025.

Langkah ini disampaikan oleh Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, di Jakarta, Minggu (28/9), menyusul hasil rapat koordinasi yang digelar pada Sabtu (27/9).

Dalam rapat tersebut diputuskan sejumlah langkah tanggap darurat, termasuk:

  • Pengoperasian dapur umum selama tiga hari ke depan
  • Penyiagaan puskesmas dan layanan kesehatan selama 24 jam

Ratusan Warga Terdampak, Puluhan Rumah Rusak Berat

Gempa berdampak pada sedikitnya 550 jiwa, namun tidak ada laporan korban luka maupun meninggal dunia.

Warga yang rumahnya mengalami kerusakan melakukan evakuasi mandiri ke rumah kerabat terdekat.

BNPB mengirimkan tim yang dipimpin Direktur Dukungan Sumber Daya Darurat, Agus Riyanto, untuk mempercepat penanganan dan berkoordinasi langsung dengan BPBD Situbondo dan Pemprov Jatim.

Berdasarkan data kaji cepat hingga Sabtu (28/9), gempa menyebabkan:

137 rumah rusak, dengan rincian:

  • 56 rumah rusak berat
  • 20 rumah rusak sedang
  • 61 rumah rusak ringan

Bantuan Darurat Didistribusikan, Warga Diimbau Waspada Gempa Susulan

BNPB telah menyalurkan bantuan darurat kepada warga terdampak, di antaranya:

  • 50 tenda keluarga
  • 1 tenda pengungsi
  • 200 paket sembako
  • 100 lembar selimut
  • 100 matras
  • 100 terpal

Sementara itu, Pemerintah Provinsi Jawa Timur juga menyiapkan bantuan tambahan berupa material bangunan seperti batu bata, semen, dan pasir untuk perbaikan rumah.

Masyarakat diminta tetap waspada karena BMKG melaporkan telah terjadi 24 gempa susulan pascagempa utama yang berpusat di wilayah Banyuwangi dan Situbondo.

Selain gempa, cuaca ekstrem juga berpotensi terjadi seiring masuknya masa peralihan musim, yang meningkatkan risiko bencana hidrometeorologi.

Abdul Muhari mengimbau masyarakat untuk menyiapkan tas siaga bencana dan mengikuti informasi resmi dari BNPB, BPBD, dan BMKG guna menghindari informasi keliru yang dapat menimbulkan kepanikan.


 

Penulis :
Ahmad Yusuf