Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Wamen PPPA Veronica Tan Apresiasi Program 1 Hari 2 Telur untuk Cegah Stunting

Oleh Arian Mesa
SHARE   :

Wamen PPPA Veronica Tan Apresiasi Program 1 Hari 2 Telur untuk Cegah Stunting
Foto: Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Veronica Tan berfoto bersama seorang anak di SD Eka Tjipta Rungau, Kabupaten Seruyan. Wamen PPPA menghadiri kick off piloting project program "1 day 2 eggs" di Desa Rungau, Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah (sumber: KemenPPPA)

Pantau - Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Veronica Tan mengapresiasi pelaksanaan Program 1 Hari 2 Telur (1 Day 2 Eggs) sebagai langkah nyata dalam mencegah stunting sejak dini.

Kick Off Program 1 Hari 2 Telur

Veronica Tan hadir langsung dalam peluncuran program di Desa Rungau, Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah, yang digagas Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia Cabang Sinar Mas.

"Saya hadir untuk melihat sekolah-sekolah, mulai dari tempat penitipan anak usia tiga bulan sampai tiga tahun, sekolah TK, dan SD Eka Tjipta Rungau, dalam rangka kick off piloting project program 1 day 2 eggs untuk pemenuhan gizi anak," ungkap Veronica Tan di Jakarta.

Ia menegaskan bahwa program ini merupakan bentuk nyata dukungan sektor swasta terhadap Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang tengah digalakkan pemerintah.

Menurutnya, pemenuhan gizi anak tidak bisa menunggu hingga usia sekolah, tetapi harus dimulai sejak dini, bahkan sejak masa kehamilan.

Edukasi Gizi Sehat Sejak Usia Dini

Telur disebut memiliki kandungan sekitar tujuh gram protein, sehingga dua butir telur per hari dapat memenuhi sebagian besar kebutuhan protein anak.

"Kebutuhan protein anak akan terpenuhi dengan mengkonsumsi 2 telur sehari, yang nantinya bisa dilengkapi dengan makanan bergizi lainnya. Selain itu kita juga ingin anak-anak terbiasa mengonsumsi makanan bergizi tanpa tambahan garam atau penyedap rasa, agar mereka mengenal rasa alami sejak dini. Ini bagian dari edukasi pola makan sehat," jelas Veronica Tan.

Program ini juga melibatkan guru dan tenaga pendidik untuk memastikan setiap anak memperoleh asupan gizi yang cukup.

Selain itu, uji coba akan terus dilakukan di berbagai daerah untuk menilai efektivitas serta partisipasi anak-anak dalam kebiasaan makan telur bersama.

"Di tingkat TK dan SD, kami mengamati bagaimana anak-anak membawa bekal dari rumah dan ini menjadi indikator keterlibatan orang tua dalam pemenuhan gizi harian anak. Semua ini menjadi satu kesatuan program, mulai dari rumah, sekolah, hingga lingkungan, untuk menciptakan ruang tumbuh yang positif bagi anak-anak," ujar Veronica Tan.

Program 1 Hari 2 Telur diharapkan menjadi model pemberdayaan gizi anak yang dapat direplikasi di berbagai daerah Indonesia.

Penulis :
Arian Mesa