
Pantau - Presiden Direktur dan CEO PT Vale Indonesia, Bernardus Irmanto, menduga kebocoran pipa minyak yang terjadi pada 23 Agustus 2025 disebabkan oleh pergeseran tanah akibat gempa bumi bermagnitudo 6,0 yang mengguncang Poso, Sulawesi Tengah, pada 17 Agustus 2025.
Investigasi Masih Berlangsung, PT Vale Libatkan Panel Ahli
Hal tersebut disampaikan Irmanto dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VI DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, pada Senin.
"Tentang insiden kebocoran pipa minyak yang terjadi di tanggal 23 Agustus, itu satu minggu setelah gempa besar di Poso tanggal 17 Agustus 2025," ungkapnya.
Menurut Irmanto, pipa yang bocor merupakan jalur distribusi air bekas operasi tambang dan ditanam di dalam tanah.
Diduga kuat, pergeseran tanah akibat gempa memicu kerusakan pada pipa yang akhirnya menyebabkan kebocoran.
Ia menegaskan bahwa investigasi terhadap insiden ini masih berjalan dan akan diselesaikan secara menyeluruh.
Dalam penanganan kasus ini, PT Vale Indonesia melibatkan panel ahli yang memiliki kompetensi khusus dalam menangani kasus kebocoran pipa minyak.
Perusahaan juga bekerja sama dengan pemerintah daerah dan masyarakat sekitar untuk mengendalikan dampak kebocoran.
30 Hektare Sawah Gagal Panen, PT Vale Siap Bertanggung Jawab
Kebocoran menyebabkan cairan dari jalur pipa merembes ke wilayah permukiman, lahan pertanian, dan sebagian aliran sungai di Kecamatan Towuti, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan.
PT Vale menyatakan telah mengambil langkah cepat untuk menghentikan penyebaran cairan dan mengisolasi titik kebocoran.
Bernardus Irmanto memastikan bahwa perusahaan siap bertanggung jawab atas dampak yang ditimbulkan.
"Kalau memang ada kompensasi-kompensasi yang harus kami keluarkan, tentu saja PT Vale Indonesia bertanggung jawab penuh untuk menggantikan kerugian yang ditimbulkan dari kejadian tersebut," ujarnya.
Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono, yang juga dikenal dengan sapaan Mas Dar, menyampaikan bahwa kebocoran berdampak pada sekitar 30 hektare sawah di Desa Asuli, Kecamatan Towuti.
Lahan pertanian tersebut mengalami gagal panen akibat terendam cairan dari pipa bocor dan tidak bisa dipanen.
Sudaryono menegaskan bahwa kompensasi layak akan diberikan kepada para petani terdampak.
Ia juga menambahkan bahwa penanganan awal sudah dilakukan untuk mencegah kerusakan yang lebih luas.
- Penulis :
- Aditya Yohan
- Editor :
- Tria Dianti