HOME  ⁄  Nasional

Polda Jatim Kerahkan Tim DVI untuk Identifikasi Korban Runtuhnya Mushala Ponpes Al Khoziny Sidoarjo

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Polda Jatim Kerahkan Tim DVI untuk Identifikasi Korban Runtuhnya Mushala Ponpes Al Khoziny Sidoarjo
Foto: (Sumber: Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Jatim Komisaris Besar Polisi (Kombes Pol) Jules Abraham Abast. ANTARA/HO-Bidhumas Polda Jatim.)

Pantau - Kepolisian Daerah Jawa Timur (Polda Jatim) mengerahkan tim Disaster Victim Identification (DVI) untuk membantu evakuasi dan identifikasi korban runtuhnya bangunan mushala di Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, pada Senin (29/9).

Evakuasi dan Penanganan Korban

"Tim DVI sudah membentuk posko bersama tim gabungan untuk melakukan proses evakuasi dan identifikasi," ujar Kabid Humas Polda Jatim Komisaris Besar Polisi Jules Abraham Abast di Sidoarjo pada Selasa.

Hingga saat ini, sebanyak 102 orang telah dievakuasi, terdiri atas 91 orang yang melakukan evakuasi mandiri dan 11 orang dievakuasi oleh tim SAR.

Dari jumlah tersebut, 101 orang dinyatakan selamat.

Polda Jatim juga mengerahkan satu pleton Sabhara, satu pleton Brigade Mobil (Brimob), dan tiga Satuan Setingkat Kompi (SSK) dari Polresta Sidoarjo untuk mendukung proses evakuasi serta pengamanan lokasi kejadian.

"Korban sudah dibawa ke tiga rumah sakit, yakni Rumah Sakit Siti Hajar, RSUD Sidoarjo, dan RS Delta Surya Sidoarjo," jelas Jules.

Tantangan Proses Evakuasi

Aparat kepolisian bekerja sama dengan TNI, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), tim SAR, dan relawan untuk melakukan penyisiran di puing-puing bangunan guna memastikan tidak ada korban yang tertinggal.

Kantor SAR Surabaya menerima laporan insiden pada Senin (29/9) sore sekitar pukul 15.35 WIB.

Peristiwa ini terjadi saat kegiatan pengecoran bangunan berlangsung sejak pagi, diduga karena fondasi bangunan tidak kuat sehingga bangunan bertingkat tersebut runtuh hingga lantai dasar.

Proses penyelamatan menghadapi tantangan berupa kondisi reruntuhan yang padat serta medan yang sempit.

Untuk mempercepat pembukaan akses ke lokasi korban, tim SAR menggunakan peralatan ekstrikasi.

Basarnas juga mengerahkan personel terbaik, termasuk Regu Basarnas Spesial Grup (BSG) dari Jakarta serta regu penolong dari sejumlah Kantor SAR terdekat, guna memaksimalkan upaya penyelamatan para santri yang terjebak di bawah reruntuhan.

Penulis :
Aditya Yohan