
Pantau - Para pemimpin Uni Eropa (UE) menggelar pertemuan informal di Kopenhagen pada Rabu, 1 Oktober 2025, dengan dua agenda utama: pengembangan proyek tembok drone dan kelanjutan dukungan terhadap Ukraina.
Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, mengonfirmasi bahwa lembaganya telah memperoleh izin untuk melanjutkan proyek sistem pertahanan anti-drone tersebut.
"Tembok drone" digambarkan sebagai sistem pertahanan yang mampu “secara cepat mendeteksi, mencegat dan, jika perlu, menetralkan drone,” ujarnya.
Selain itu, von der Leyen juga menyampaikan bahwa Komisi Eropa tengah menyusun peta jalan pembaruan persenjataan bagi negara-negara anggota.
Dukungan Ukraina Tetap Jadi Prioritas Uni Eropa
Presiden Dewan Eropa, Antonio Costa, menambahkan bahwa keberlanjutan dukungan terhadap Ukraina juga menjadi topik penting dalam diskusi.
Ia mengatakan bahwa pembahasan lanjutan akan dilakukan pada pertemuan Dewan Eropa yang dijadwalkan berlangsung bulan Oktober mendatang.
Perdana Menteri Denmark, Mette Frederiksen, menyebut bahwa pendanaan untuk Ukraina adalah bagian dari investasi jangka panjang dalam menjaga keamanan kawasan Uni Eropa.
Meski tidak menghasilkan keputusan yang bersifat mengikat secara hukum, sejumlah negara anggota dan institusi UE telah memberi sinyal bahwa dukungan terhadap Ukraina serta inisiatif pertahanan akan terus berlanjut menjelang KTT formal.
Para pemimpin UE juga akan tetap berada di Kopenhagen untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi Komunitas Politik Eropa (European Political Community/EPC) pada Kamis, 2 Oktober 2025.
Ancaman Drone Bayangi KTT
Menjelang KTT EPC, muncul laporan mengenai aktivitas drone mencurigakan yang mengganggu operasional penerbangan di sejumlah bandara di kawasan.
Insiden ini mendorong otoritas setempat untuk memperketat langkah-langkah keamanan, terutama di sekitar lokasi penyelenggaraan pertemuan.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf