
Pantau - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bersama PT PLN (Persero) sepakat melaksanakan program dedieselisasi di kawasan Indonesia timur untuk menekan harga listrik yang saat ini mencapai 70 sen per kWh.
Penggantian PLTD dengan Energi Terbarukan
Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Eniya Listiani Dewi menjelaskan bahwa harga diesel untuk membangkitkan 1 kWh listrik di Indonesia timur mencapai 70 sen, sedangkan di wilayah lain masyarakat hanya membayar sekitar 3–4 sen per kWh.
Dedieselisasi merupakan program yang diinisiasi oleh PLN untuk mengganti pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) dengan pembangkit energi baru terbarukan (EBT) seperti pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) yang dikombinasikan dengan sistem penyimpanan energi berupa baterai.
Menurut Eniya, tantangan utama saat ini adalah menentukan harga listrik yang dihasilkan dari PLTS dan disimpan di dalam baterai.
“Baterainya cukup banyak, kami masih melakukan diskusi terus-menerus,” ujarnya.
Ia juga menegaskan bahwa pemerintah berupaya meningkatkan jumlah pembangkit listrik berbasis energi terbarukan di wilayah Indonesia timur.
Namun, Eniya mengakui bahwa pembangunan pembangkit listrik EBT membutuhkan investasi yang sangat besar, yakni sekitar Rp1.682 triliun.
“Itu bukan angka yang kecil, kami menginginkan adanya kolaborasi internasional dengan JETP,” kata Eniya.
Dampak dan Target Program Dedieselisasi
PLN menginisiasi program dedieselisasi terhadap 5.400 unit PLTD dengan total kapasitas 3,5 gigawatt (GW) untuk digantikan dengan pembangkit energi terbarukan lokal.
Tujuan utama program ini adalah memastikan pasokan listrik cukup untuk mencapai tingkat akses listrik dengan level tier-3, yakni minimum 692 kWh per kapita per tahun.
Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa menilai program dedieselisasi perlu dipercepat dengan target finalisasi yang jelas.
Menurut Fabby, dedieselisasi ke pembangkit energi terbarukan memberikan manfaat besar seperti pengurangan biaya pembangkitan listrik lokal serta penurunan kebutuhan diesel dan impor bahan bakar.
Beberapa laporan menyebutkan PLN telah memulai langkah dedieselisasi di Sulawesi untuk mendukung EBT dan menurunkan emisi.
PLN juga merencanakan konversi 5.200 PLTD ke pembangkit energi terbarukan sebagai bagian dari upaya mencapai ketahanan dan kemandirian energi nasional.
- Penulis :
- Arian Mesa