
Pantau - Pemerintah Kota Pekalongan, Jawa Tengah, bekerja sama dengan Kedutaan Besar Belanda meluncurkan program Green Batik Design Challenge yang bertujuan mendorong inovasi, kreativitas, dan keberlanjutan dalam industri batik lokal.
Dorong Batik Berkelanjutan dan Kreatif
Wakil Wali Kota Pekalongan, Balgis Diab, menyatakan bahwa program ini merupakan langkah nyata untuk memperkuat posisi Kota Pekalongan sebagai Kota Kreatif Dunia kategori Crafts and Folk Art yang telah diakui oleh UNESCO.
"Program ini tidak hanya menonjolkan keindahan estetika batik tetapi juga memperhatikan aspek keberlanjutan dalam proses produksinya," ungkapnya.
Melalui program ini, para pembatik diberikan ruang untuk berinovasi dan berkreasi tanpa batas, dengan tetap berpegang pada prinsip ramah lingkungan.
"Harapannya, karya-karya ini bisa menjadi jendela dunia bagi ekonomi kreatif daerah untuk membuktikan bahwa dari sehelai batik, kita bisa membuka peluang yang begitu luas," ia mengungkapkan.
Karya Dipamerkan di Museum Erasmus Huis
Karya terbaik dari program Green Batik Design Challenge akan dipamerkan di Museum Erasmus Huis, Jakarta, yang dikenal sebagai pusat kebudayaan Belanda dan sering menampilkan karya seni berkualitas tinggi.
Selain dipamerkan, karya pemenang juga akan dijadikan merchandise bagi pengunjung dan wisatawan yang datang ke museum tersebut.
"Kami berharap inisiatif ini dapat memperkuat hubungan budaya antara kedua negara dan membuka peluang ekonomi baru bagi para pelaku industri batik di tingkat lokal. Tentu ini tidak mudah untuk bisa menampilkan karya di Museum Erasmus Huis. Oleh karena itu, kesempatan ini merupakan bentuk apresiasi luar biasa terhadap kreativitas para pembatik Pekalongan," jelas Balgis.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf